Hari itu hari yang spesial untuk saya.
Usia saya bertambah satu. Dan, kebetulan pula, saya sudah
memiliki acara camping dengan
teman-teman. Cihuys!
Setelah dapat surprise
ulang tahun tepat pukul 00.00 dari.... uhuk!! (pamer, bweek!), sorenya saya
langsung berangkat ke daerah Wonosari. Yap! Kami bertujuh (saya, Arina, Indah,
Uka, Mas Muklis, Mimincek, dan Gondo) memutuskan untuk camping di Bukit Kosakora. Jalan menuju ke sana ternyata lumayan
seram, apalagi hari sudah gelap. Penerangan masih minim. Setelah melewati waktu
sekitar 2 atau 3 jam, saya lupa (muehehe), akhirnya kami sampai di Bukit
Kosakora. Bukan, kami belum berada di bukitnya, baru di pintu masuknya. Jangan
dibayangin pintu masuknya berupa gerbang gitu ya. Di sana hanya ada rumah
warung yang menyediakan tempat parkir dan toilet. Biaya administrasi untuk ke
bukit Kosakora sepertinya gratis, karena waktu itu saya tidak mengeluarkan uang
untuk membayar apapun. Kemudian, kami mulai berjalan menyusuri pematang. Agak menyesal
juga, karena saya hanya memakai sandal jepit. Yailah, saya pikir kami hanya
akan camping tanpa menyusuri jalanan yang seperti ini. Hm, okay. Itu tidak jadi
masalah. Next, kami berjalan sekitar 15-30
menit untuk menaiki bukitnya. Oh iya, kalo untuk mendaki jalanan menanjak
seperti ini memang lebih nyaman dilakukan pada malam hari. Menurut saya sih.
Karena udara tidak terlalu panas dan juga meminimalisir ketakutan karena semuanya
serba gelap. Muehehehehe.
Akhirnya, kami sampai di atas bukit. Kami memilih tempat
untuk mendirikan tenda. Ada dua tenda, satu tenda cowok, satu tenda cewek. Percuma
juga sih sebenernya, karena pada akhirnya juga pada tidur di luar tenda. Pada
lebih pilih pakai sleeping bag
daripada tidur di tenda. Katanya, lebih seru karena bisa tiduran sambil
ngeliatin bintang. Idih! Sok romantis lu pada!hahahaha!
Setelah mendirikan tenda, kami segera menyiapkan api untuk
bakar-bakaran. Udah laper banget, bo! Untungnya si Uka bawa ayam yang udah
dibumbuin, so tinggal dibakar aja. Ditambah, kami udah belanja segala macam
makanan yang bisa dibakar buat dimakan. Muehehehe.
Yang spesial disini adalah, bagi saya, karena ulang tahun
saya dan Arina hanya terpaut sehari, maka teman-teman memutuskan untuk memberi
kue ulang tahun. Biar ngirit kali ya.. Huahaha! Kagak, becanda, velas!! Saya senang sekali! Mincek dan
Gondo turun bukit dan kembali lagi membawa brownies yang sudah dikasih lilin.
Seru, ya! For the first time in forever,
ngerayain ulang tahun di bukit (setelah setaun sebelumnya merayakan ulang tahun
di pantai), tiup lilin di depan tenda, bagi-bagi kue sama tenda-tenda sebelah
yang dengan baik hatinya ikut memberi ucapan selamat dan menyanyikan lagu.
Mihiiiik, terharu.. Halah!
Pagi pun akhirnya tiba. Kami terbangun dan segera pergi ke
ujung bukit untuk melihat view pagi
hari. Baguuus sekalii! Sungguhan deh, keren! Karena pada dasarnya saya memang
mudah untuk mensyukuri lukisan tuhan. Ceilah! Tapi beneran kok!
Setelah puas melihat view pantai di atas bukit, kami kembali ke bukit untuk sarapan. Setelah itu kami beres-beres untuk turun bukit. Karena emang rencananya kami mau ke pantai setelah camping. Asiiik! Akhirnya kami langsung cuss ke Pantai Siung, masih di daerah Gunung Kidul juga. Saya baru pertama kali ini ke Pantai Siung, yailah kemane ajeeee gueee! Ampun dah! But overall seru kok, pantainya juga sepi, mungkin karena masih pagi jadi belum banyak orang dateng. Jadinya yaaa, lumayan seru, snorkelingnya juga lebih bebas karena nggak banyak orang.
By the way, snorkeling di pantai agak berbeda dengan snorkeling di laut lepas. Kalau di pantai, nggak perlu takut tenggelam yeekaan, so no need to wear lifejacket. Kami sewa snorkelnya di abang-abang penyewa sekitar pantai, harganya (kalo ga salah) sekitar 25ribu untuk perjamnya. Lumayan lah, not bad kok, bahkan bisa dibilang bagus. Setelah capek snorkeling, kami cuma main-main air aja, dan setelah bener-bener capek, akhirnya kami istirahat sambil minum kelapa muda di warung pinggir pantai. Seru!
0 komentar