Terakhir kali tes sperma adalah ketika dapet rujukan dari dr. Agung SPOG untuk analisis sperma dikarenakan sudah lama sekali tidak analisis sperma. Hasilnya, seperti sudah saya sebutkan di blog sebelumnya, adalah Teratozoospermia. Kondisi ini terjadi di mana bentuk sel spermanya abnormal. Karena morfologi normalnya hanya 1%, kamipun pergi ke poli Andrologi di IVF Center Sadewa. Dokter yang saya pilih adalah dokter Seso Sulijaya Suyono, S. And.
Baru kali ini kami pergi ke dokter Andrologi. Sebelumnya, kami nggak pernah ada pengalaman apapun tentang dokter Andrologi. Saya super deg-degan karena baru pertama kali, ditambah rasa sedih karena hasil sperma suami kurang baik. Rasanya udah nggak sabar buat ketemu dokternya untuk konsultasi.
Berbeda dengan dokter Hasto dan dokter Agung, proses antrian di dokter Seso diurutkan berdasarkan kedatangan. Karena kami datang agak terlambat, jadi kami dapat urutan 6. Proses antrinya lumayan lama, baru setelah 1-2jam (lupa tepatnya), kami akhirnya dipanggil masuk ke ruangan konsultasi.
Dokter menyambut dengan cukup ramah. Beliau mulai menjelaskan mengenai hasil sperma suami. Pada intinya, meskipun morfologi normal hanya 1%, namun masih relatif tidak apa-apa karena konsentrasi sperma suami masih di atas batas normal. Beliau memeriksa P suami, dan ditemukan adanya varikokel. Super deg-degan karena nggak tau apa itu varikokel, dan dokter menjelaskan bahwa banyak kasus varikokel yang menyebabkan infertilitas. Lalu, untuk mendeteksi sejauh mana tingkat keparahan varikokel ini, dokter merujuk suami untuk kembali melakukan analisis sperma 2 minggu kemudian. Selama dua minggu, suami diberi antibiotik karena di dalam analisis sperma juga ditemukan leukositosis (yang katanya ada peradangan/infeksi dalam tubuhnya).
Suami analisis sperma di hari ke tujuh belas pasca kontrol, dan langsung konsultasi di sore harinya. Hasilnya masih sama, yaitu Teratozoospermia dengan morfologi normal 2%. Leukositosis sudah tidak ada. Namun, konsentrasi sperma suami berkurang, seperti yang sudah diperkirakan dokternya akibat adanya varikokel. Dokter kembali menjelaskan bahwa ini masih tidak apa-apa. Masih bisa diusahakan untuk hamil alami, karena konsentrasi sperma suami masih di atas batas normal. Dokter juga menyarankan suami untuk menurunkan berat badan. Tidak ada obat yang harus ditebus, namun dokter merujuk suami untuk tes hormon FSH, Testosteron, dan Estradiol di Laboratorium.
Saya masih super deg-degan. Apalagi, minggu depan adalah waktunya saya kontrol ke SPOG. Entah apa yang bakal disarankan dokter kalo tau suami saya terato dan saya PCO. We'll see, dan semoga kami masih bisa ditakdirkan untuk hamil alami tanpa harus inseminasi atau pun bayi tabung. Wish me luck!
Biaya dokter Andrologi (per sekali konsultasi): 225,000
Antibiotik SIMLEV (lupa harganya)
Analisis Sperma (per sekali analisis): 175,000
0 komentar