Yogyakarta KOTA-ku!

saya adalah warga Yogyakarta. Lahir di sebuah kota di Yogyakarta. Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta. Saya bukan pendatang. Saya warga asli Daerah Istimewa Yogyakarta. YA! Jadi bolehkah saya berkomentar tentang sesuatu yang sedang digunjingkan saat ini yang menyangkutpautkan tentang Yogyakarta?


sejauh saya tinggal di Yogyakarta, saya mengenalnya sebagai daerah istimewa. jujur, saya keberatan dengan keputusan pemerintah Indonesia yang berencana akan menghilangkan 'keistimewaan' Yogyakarta. saya merasa bahwa semua ini sudah sangat melekat. Kraton Yogyakarta, Alun-alun, Malioboro, Kantor Pos Besar, Bank Indonesia, Beteng Vredeburg. Semua begitu berhubungan. Sepanjang pengetahuan saya, Daerah Istimewa Yogyakarta - Ngayogyakarto Hadiningrat , bergabung dengan Indonesia dengan title Daerah Istimewa. apakah sekarang akan dihilangkan begitu saja? Jujur saya merasa keberatan. Sebagai contoh: Satu keluarga: ibu dan anak beragama Islam. Tapi sang ayah beragama Kristen. Apakah sang ayah akan rela jika agamanya diubah menjadi Islam? Dan apakah keluarga dari pihak sang ayah akan rela jika beliau berpindah agama? Sama. Okay, ini memang negara demokrasi. Sesuatu pemerintahan dipilih langsung oleh rakyat. Tapi kan Yogyakarta merupakan pengecualian. Bukan monarkhi. Tapi memang kebudayaannya seperti itu. saya sudah terbiasa dengan ini, dengan kraton, gubernur Sri Sultan HB, dengan Sri Pakualam, dan sebagainya. Saya juga yakin, banyak rakyat Yogyakarta yang seperti saya, merasa keberatan.

Namun bukan berarti saya menyalahkan pemerintahan. Tidak. Saya sangat menghormati Presiden. Jujur, saat pemilihan umum pun saya memilih SBY. Saya juga tidak menyalahkan Presiden. Saya amat sangat mengerti dengan keputusan itu. Namun jika saya boleh berkomentar sebagai rakyat biasa, saya hanya berada dipihak netral. dengan semua keputusan itu, dengan spanduk "Masyarakat Yogyakarta siap REFERENDUM", dengan semua itu, saya tidak bisa berbuat apa-apa. siapa sih saya? saya hanya rakyat biasa. Keturunan Presiden juga bukan, keturunan Kraton juga bukan. Saya merasa tidak pantas sebenarnya untuk berkomentar. tapi saya ingin menyampaikan apa yang ada dihati saya. sesuai dengan pasal 28 UUD 1945 Setiap warga negara bebas mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tertulis sesuai dengan UUD. Dosen saya mengatakan bahwa keduanya tidak salah ( Keduanya: Presiden dan Sultan). Mereka sama-sama mengatakan dan mempertahankan masing-masing. Saya bukan bermaksud berpolitik, namun diakui atau tidak SBY sudah amat sangat memajukan Indonesia. Beliau bisa melunasi hutang negara, beliau bisa mendatangkan Obama, beliau bisa membuat gratis beberapa sekolah di Indonesia. Beliau bisa memajukan nama Indonesia yang sebelumnya sangat jatuh. Namun sekarang beliau dihujat darimana-mana. Sedangkan Sri Sultan HB X, beliau sangat diajeni, bukan hanya di Yogyakarta, namun di Indonesia. Sebenarnya posisi Sri Sultan ini sulit, beliau berperan sebagai raja dan juga sebagai gubernur. Sedangkan kedua profesi itu berbeda. Perintah raja tidak bisa dibantah, sedangkan perintah gubernur masih bisa dibicarakan kembali. Beliau begitu berkharisma, orang nomor satu diYogyakarta.

Kesimpulannya, saya jujur merasa keberatan dengan rencana dihilangkannya keistimewaan Yogyakarta. Namun saya juga tidak bisa menentang keputusan pemerintah. Saya bukanlah rakyat tempramental yang hobi berdemo. Saya bisa berpendapat dengan akal sehat. pendapat saya: apapun keputusannya nanti, itu sudah yang terbaik dan tentunya direstui oleh Tuhan :)

Saya cinta Indonesia dan saya cinta Daerah Istimewa Yogyakarta :*



3 komentar

  1. eh qe...apa bener bapak sby udah bisa mengurangi utang utang negara??
    bukanya tutup lubang gali lubang y??
    menurutku bapak presiden hoby bikin sensasi bukan prestasi.
    yang pertama masalah penggantian hewan ternak korban merapi...itu aja blm selese ditambah lg dengan masalah keiistemewaan jgja.
    jadi ikut gemes aku qe..bener deh gag trima bgt aku.
    aslinya kan jgja negara kamardikan.tapi dia dengan sukarela menggabungkan diri dgn NKRI..eeee kok sekrang malah mau dirobah.
    gag mengahargai sejarah bgt kan :'(

    ReplyDelete
  2. yayaya...memang sedikit lbih maju,,,tapi kok ya masih cemen ya pak sus itu.menurutku sih..rategas blas,,,isone mung ngomong "saya berharap...saya menginginkan..." mbok ya bertindak..yongalaah,,,daan kurang strategi untuk membuat suatu tindakan..wes ngerti negarane wong koruptor kayak gini,mau ngasih bantuan kok digembar gemborkan yaa malah ngasih peluang dong buat yg memanfaatkan situasi kayak dimerapi itu misalnya...kudune ternak kui didata dulu,jngan dibilangin klo mau diganti,jadi kan datanya tdk mudah untuk dimanipulasi.kudunee sih gitu menurutku...entah berapa negara mampu membantu kan diliat dr data..lha nek ra weruh datane tp wes gembar gembor malah jd masalah kayak gini, kasian kan korban yg benar2 mengaharapkan bantuan itu.
    lha trs itu aja blm kelar kan?ngapain ngrusin keistimewaan jgja??apa namanya klo bkan sensasi.hadeeeh...
    tp ini hanyalah pendapat seorang warga negara yg tidak berpangkat apa apa.jadi ya hanya bisa berpendapat dn berharap yg lebih baek kedepanya...
    andaaiikan aja negara kita ini tidak dikuasai oleh uang..tapi yo pie neh..wes kadung...hahaha

    ReplyDelete
  3. lho itu hak warga menuntut kayak gtu,toh juga bakal dikasih kan.
    lha nek kayak gini garagara kakean gembar gembor...bantuan tidak segera direalisasi karena terlalu bnyak data yg masuk dan mungkin tidak sesuai kemampuan negara,bahkan mungkin juga ada manipulasi data...
    harahkono...mumet pindo pak e...hahaha
    tarah mesakne og pak e tu..liat ae kantung matanya tebal bgt..gag pernah tidur kali yaa..mikir negara..wakwakwak

    ReplyDelete