FAILED (or not?)

Sepuluh tahun lalu saya pernah merasakan hal ini. Rasa ini. Dan goncangan ini.


Sakitnya masih terasa. Bahwa hal ini tentu aja nggak bisa kita perbaiki lagi. Menangis pun tak akan membuat hal itu terulang lagi. Rasa yang masih mengiris hati, lebih sakit karena hati sudah tak lagi terbiasa menghadapi rasa ini. Sudah asing rasanya biar pun bekasnya masih ada.

Ketika rasa ini terulang lagi, saya (mungkin) telah menjelma menjadi seseorang yang berbeda dibanding saya sepuluh tahun yang lalu. Saya tak lagi mencaci keadaan. Tak lagi menyalahkan siapa-siapa. Saya tau, semua ini sudah diatur oleh Maha Pencipta. Bahwa jalannya kami harus begini. Mulutku tak lagi mengeluarkan kalimat-kalimat pendobrak benci. Hanya aja, biarpun berusaha, rasanya keikhlasan masih susah untuk dicapai. Yah.. terserah Sang Maha Membolak-balikkan Hati saja. Yang penting saya tetap berusaha move on. Berusaha melihat hal lain yang bisa membuat saya lebih positif.

Saya nggak tau apa yang direncanakan setelah ini. Jelas sekali ini membuyarkan rencana hidup saya ke depan. Biar pun begitu, saya akan coba selalu ikhlas. I'm trying to look for another way. Because I got to.


Bahwa apa yang kita inginkan belum tentu sejalan dengan takdir kita. Apa sih yang bisa kita lakukan selain ikhtiar? Apa sih kekuatan kita dibanding Sang Pemilik Bumi dan Langit? Bahkan sebutir debu pun masih terlalu besar untuk menggambarkan daya kita dalam mengubah takdir.



Now it's just too late and we can't go back - Simple Plan.



0 komentar