Sudah lebih dari setahun setelah promil terakhir saya di dr. Enny. Kok nggak ada update lagi sih? Hehe iya. Sejujurnya, setahun terakhir saya sedang melewati masa jenuh karena program hamil. Kayak lagi engap aja gitu sama hal-hal berbau medis dan berbau program kehamilan. Pengen rasanya nggak bersentuhan dulu sama vitamin-vitamin dokter, asam folat, dan lain sebagainya. Pengen rehat bentar dari kepenatan (dan kelelahan hati) karena program hamil yang saya jalani.
Sempat juga nyobain program hamil alami dengan konsumsi buah zuriat. Tiap hari ngerebus buah zuriat dan airnya diminum berdua sama suami. Tapi qadarullah belum ada hasilnya. Sampe ada di satu masa di mana saya dan suami mulai ngobrol-ngobrol, apakah kita perlu ke dokter lain? Sekedar untuk mendengar second opinion. Barangkali ada pencerahan di dokter lain untuk berusaha. Seketika keinginan untuk program hamil ke dokter pun muncul lagi. Hehehe
Sebenernya saya sudah lama kepoin dokter Rukmono karena beliau sangat terkenal. Nggak kalah terkenal dari dokter Enny. Dokter Rukmono sendiri praktek di RS Hermina Jogja dan RSUP Dr. Sarjito. Juga buka praktek di klinik Aulia di jalan Magelang. Setelah tekad saya bulat, maka saya pun telpon kliniknya dr. Rukmono untuk booking tanggal.
Saat telepon, petugasnya menjelaskan bahwa dr. Rukmono praktek tiap hari Kamis dan Sabtu. Untuk mengecek apakah antrian sudah penuh apa belum, bisa telepon di hari Rabu sore. Lalu di Kamis pagi bisa antri ke lokasi untuk ambil nomor antrian untuk pemeriksaan Kamis malam atau Sabtu malam (bisa lewat telepon juga tapi diprioritaskan yang datang langsung). Kebetulan Kamis itu bertepatan dengan hari-hari masa subur saya sehingga saya pun meminta suami untuk ambil antrian di Kamis pagi. Alhamdulillah, saya dapat nomor antrian 6 dan disuruh datang ke klinik sekitar jam 7 malam.
Lokasi kliniknya sendiri ada di pinggir jalan Magelang, tepat di seberang Liquid Cafe. Kliniknya nggak sebesar klinik dr. Enny, bahkan petugasnya pun hanya satu. Ruang tunggunya juga nggak terlalu banyak disediakan kursi. Tapi tenang, antriannya nggak terlalu berjubel jadi tetep masih bisa duduk (tapi tetep aja lama). Saat saya datang, saya diukur tensi dan berat badannya. Juga disuruh isi data diri. Nggak terlalu banyak hal yang ditanyakan oleh petugasnya (beda banget sama klinik dr. Enny yang ditanyain detail banget). Kemudian saya disuruh menunggu antrian.
Sekitar 2jam, saya pun dapat giliran. Saya masuk bersama suami saya. Dokter Rukmono ini perawakannya sudah cukup senior. Orangnya kalem dan lembut sekali. Saya ditanya beberapa pertanyaan dan beliau pun juga membaca hasil lab terdahulu saya (seperti tes progesteron, analisis sperma, dan HSG). Beliau sependapat dengan dokter Enny dan bilang bahwa hasil lab saya dan suami semuanya baik. Kemudian saya di USG Transvaginal. Ini pertama kalinya saya USG TransV bersama dokter cowok. Rasanya malu banget sih awalnya. Tapi dokter Rukmono bener-bener memperhatikan kenyamanan pasien. Sebelum USG dimulai, korden ditutup dan saya ditemani perawat pun bersiap USG TransV. Dokternya nunggu di luar. Setelah semua siap, kaki saya ditutup selimut. Lalu dokternya masuk dan mulai USG TransV. Di luar dugaan, USG TransV bersama dokter Rukmono tidak sakit sama sekali. Nyeri sedikitpun enggak lho!
Lalu beliau memeriksa rahim saya berikut sel telur saya. Beliau sempat bergumam,"hm.. PCO yaa ini?" lalu bergumam lagi. Sampai akhirnya beliau bilang,"YAK! BAGUS! Sudah selesai!" Rasanya jantung ini masih deg-degan karena beliau sempat menggumamkan PCO. Dokter juga sempat nanya-nanya apakah haid saya teratur, apakah saya berjerawat, dan lain sebagainya.
Dokter pun menjelaskan bahwa sel telur saya kecil tapi saya nggak perlu mikir macam-macam. Tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Beliau mengatakan bahwa saya masih bisa hamil asal masih dihamilin hehe (sepertinya beliau melihat kekhawatiran saya akan PCO). Dokter bilang, hal UTAMA yang bisa membantu saya supaya cepat hamil adalah olahraga. Tidak perlu yang berat-berat, yang penting rutin. Kemudian dokter meresepkan antibiotik untuk 2 hari dan vitamin zat besi untuk sekitar 2mingguan. Nanti jika saya haid, di hari ke tiga harus konsumsi obat yang juga sudah diresepkan supaya sel telurnya membesar. Tidak perlu kontrol lagi kecuali jika siklus kedua saya masih haid, maka saat masa subur baru disarankan untuk balik lagi.
Satu hal yang saya sayangkan saat berobat ke dokter Rukmono, yaitu bagian kasirnya yang kurang baik. Saya membayar sebesar Rp 390.000 tanpa tahu rinciannya. Mungkin bagian kasirnya bisa bikin nota kali ya, sekedar tahu berapa biaya dokter, biaya obat, dan biaya USGnya. Sederhana aja notanya sih nggak papa, nggak perlu yang bagus-bagus banget, yang penting kita bisa tahu detail rupiah yang dibayarkan.
Well, seharusnya minggu ini saya mengkonsumsi obat resep dari dokter Rukmono untuk menyuburkan sel telur karena minggu ini adalah siklus haid saya. Tapi ternyata Allah berkehendak lain, saya justru positif Covid-19 hiks hiks. Nanti diceritakan di postingan selanjutnya deh ya tentang Covid-19. Karena positif covid, tentu aja program hamilnya mundur lagi. Jadi yaaa, sudah lah memang sudah takdirnya untuk belum promil di bulan ini kali ya? Hehehe. Semoga masih dikasih jalan sama Allah supaya bisa segera hamil, aamiin!
Tips ketika pindah dokter saat program hamil:
Bawa semua hasil laboratorium, hasil USG, dan segala macam progress yang tertulis dari dokter sebelumnya, karena itu akan membantu dokter selanjutnya untuk mengidentifikasi dan menganalisis lebih cepat. Terlebih biaya tes laboratorium itu nggak murah ya (dan sakit juga untuk HSG) jadi ada baiknya untuk membawa hasil lab terdahulu supaya nggak perlu mengulangi tahapan tersebut.
0 komentar