Heart

NOTE: ini bukan resensi/sinopsis/review film.

Malam ini saya menonton film Heart yang ditayangkan di tv. Ini film lama, sekitar tahun 2006 kalo nggak salah. Film ini bercerita tentang Farel dan Rachel yang bersahabat dari kecil sampai dewasa. Konflik mulai dimunculkan saat Farel naksir Luna, yang bikin Rachel cemburu dan menyadari bahwa dia cinta sama Farel. Sementara Farel yang sedang sibuk merawat dan menemani Luna yang ternyata sakit sirosis, Rachel pun juga berusaha melakukan apapun supaya Farel bahagia biarpun harus mengorbankan nyawanya.

Amanda lucu banget jadi Rachel kecil uwuww.

Menonton film ini tentunya membangkitkan memori-memori lama yang terjadi 15 tahun yang lalu, saat saya masih SMP. Seperti kebanyakan remaja SMP pada umumnya, saya juga mengalami indah dan pahitnya naksir gebetan di masa remaja. Saya masih ingat, saya menonton film Heart ini di bioskop bersama orangtua saya. Jujur aja, saya nangis bombay di bioskop sampe pilek berat. Saat itu, saya merasa senasib dengan Rachel yang pernah naksir sahabat tapi sahabatnya malah naksir cewek lain. Juga membantu sahabat untuk pedekate dan pacaran dengan cewek itu dengan sepenuh hati, biarpun hati rasanya lecet-lecet perih gimana gitu. Rasanya nggak ada yang lebih menyakitkan lagi daripada melihat gebetan yang juga sahabat itu sibuk tertawa bahagia bersama ceweknya. Ulala.. (Belom tau aja tuh kalo telat bayar cicilan KPR bakal lebih bikin hati lecet daripada liat gebetan ama pacarnya huahaha!) Lalu juga ada saat di mana si gebetan lagi nggak sama pacarnya, lalu sibuk menghabiskan waktu dengan saya. Tertawa dan main bareng. Doi nggak tau aja sih kalo saya naksir berat sama dia sampe bela-belain naik bis terakhir di sore itu demi bisa lebih lama sama dia.

Banyak hal yang terlewatkan selama lima belas tahun terakhir setelah saya menonton film itu. Bioskop tempat saya nonton Heart sudah lama sekali tutup karena rusak terkena angin puting beliung (juga kemungkinan karena kalah saing dengan bioskop 21 saat itu). Aktor dan aktris Heart yang dulunya pacaran pun udah lama sekali putus dan sudah punya keluarga masing-masing. Film ini pun akhirnya banyak dibuat miniseries yang bervariasi hingga bertahun-tahun kemudian. Kisah cinta saya yang mirip dengan Rachel pun sudah lama saya lupakan, bahkan menjadi bahan guyonan saya sendiri.

Banyak sekali hal-hal yang berlalu. Begitu pun dengan semua memori yang terjadi bersamaan dengan rilisnya film ini. Dan malam ini semua kenangan itu kembali. Yang membuat saya terkejut adalah, betapapun sakitnya hati saya saat itu, sejujurnya saya tidak keberatan untuk kembali. Masa itu adalah masa-masa indah biarpun ada sepenggal kelecetan hati. Banyak hal-hal indah lainnya yang saya temui saat itu, saat bersekolah di bangku itu, yang tentunya nggak akan bisa saya ulangi lagi di hari ini. Namun, hal itu tentu aja nggak akan pernah kembali. Tidak satu momen pun. Saya hanya bisa menikmati segala macam nostalgi yang hadir setiap ada hentakan yang mengingatkan pada waktu itu. Termasuk saat saya tak sengaja nonton film Heart malam ini. Hentakan di hati saat adegan demi adegan diputar cukup membuat saya teringat fase demi fase memori yang saya lalui kala itu.

Well, itu hanya sebuah film. Pun saya tak sengaja menontonnya malam ini. Ketika film itu selesai, sudah waktunya saya membuka mata pada realita. Saying goodbye to old sweet memories yang sempat terbuka lagi di malam ini. Sudah waktunya semua disimpan lagi dan mulai menghadapi something new besok pagi. Shows must go on, guys!

Kapan-kapan nostalgia lagi, ya?


0 komentar