Udah lama banget nggak ada update tentang dunia sekolah/perkuliahan. Ya tentu aja, kan setelah saya lulus S1 di tahun 2015, saya udah nggak lagi ngelanjutin sekolah profesi atau S2. Alasan utamanya karena sibuk kerja. Juga belum perlu buat kuliah, karena pekerjaan saya nggak menuntut untuk lanjut kuliah lagi.
Dua-tiga tahun belakangan, saya mulai berpikir tentang ngelanjutin kuliah S2. Nggak ada alasan khususnya, sih. Cuma untuk investasi pendidikan aja, mumpung usia masih relatif muda (IYA, MUDA!), dan juga supaya otak nggak tumpul karena nggak pernah belajar. Lagian, kalo punya ijazah S2, kesempatan bikin usaha di bidang pendidikan bareng kakak jadi bisa lebih terang jalannya, meskipun entah kapan terwujudnya wkwkwk. Oke, back to topic. Tadinya, mau cari beasiswa S2 supaya bisa gratis. Tapi kayaknya nggak memungkinkan, karena saya masih tetep pengen lanjut kerja sambil kuliah. Belum nemu beasiswa untuk karyawan swasta, nih. Akhirnya, saya mantap-mantapkan hati untuk lanjut kuliah dengan biaya sendiri.
Iya, saya tau. Kuliah S2 dengan biaya sendiri itu terdengar kurang keren. Di circle saya, terutama di keluarga dan teman-teman terdekat saya, kuliah S2 itu identik dengan beasiswa. Berhubung otak saya sudah mulai tumpul, ditambah dengan pekerjaan yang masih saya jalani, saya tau bahwa beasiswa itu nggak mungkin saya dapatkan. Tapi, balik lagi ya, karena S2 itu salah satu investasi masa depan, yaa nggak ada salahnya dicoba.
Akhirnya saya mulai hunting. Kriterianya adalah yang (1) murah, (2) kurikulumnya semirip mungkin dengan UGM, (3) membuka kelas sore/weekend, dan (4) akreditasi minimal B.
Setelah pertimbangan selama setahun, saya mantapkan hati untuk ambil Magister Akuntansi di UPN Veteran Jogja. Pertimbangan kuatnya adalah (1) universitas negeri, (2) nggak perlu matrikulasi, (3) kurikulum lumayan mirip dengan UGM, (4) kelas sore/weekend, (5) bisa kuliah online/hybrid dan (6) biaya relatif murah.
Tapi, tentu ada kekurangannya, meskipun bagi saya nggak masalah. Kekurangannya: (1) akreditasi masih Baik Sekali/B/Bukan A, (2) Contoh-contoh case study-nya kebanyakan di bidang pertambangan (karena ciri khas UPN Jogja itu di pertambangan) sementara saya nggak kerja di perusahaan pertambangan, (3) pilihan konsentrasi mata kuliahnya nggak banyak (as of now, hanya Akuntansi Pertambangan, Akuntansi Publik, dan Akuntansi Manajemen).
FYI, S1 saya adalah Akuntansi. Jadi, karena sudah linier antara jurusan di S1 dan S2, di UPNV Jogja ini saya nggak perlu lagi ambil matrikulasi untuk program Magister Akuntansi. Dan, ketika lulus nanti, gelarnya adalah M.Ak.
Well, dengan segala pertimbangan kelebihan dan kekurangan, mari mantapkan hati dan memulai perkuliahan ini dengan bismillah lancar sampai akhir. Dan, buat yang masih galau pengen lanjut kuliah atau enggak, mari didoakan apa yang baik buat diri kita, dan apa yang menjadi prioritas kita. Saya pun sebenarnya sampai sekarang masih ragu apakah bisa mengikuti perkuliahan ini, karena kuliah S2 ternyata beda banget dengan S1. Kita akan dituntut banyak mempelajari studi kasus, diskusi, bedah jurnal dan membahasnya dari berbagai sudut pandang. Kenyang banget deh buat bikin paper dan presentasi tiap pertemuan. Belum lagi jika teman-teman mahasiswa kita kritis dan pintar, sementara kitanya tumpul, pasti insecure banget deh, beneran!. Seperti yang saya alami saat ini di mana teman-temannya yang udah senior pada kritis dan pintar, sementara yang fresh graduate juga ilmunya masih anget di pikiran. Saya udah tumpul, nggak ngerti lagi gimana caranya belajar, tapi seenggaknya saya akan berusaha untuk banyak belajar dari mereka. Hehehe
Wismilak! Bismillah, kuliah lagi sampe selesai. And soon to be Deira, S.E., M.Ak.
Aamiin!!!!
0 komentar