Jalan-jalan ke Pulau Pramuka (Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Indonesia)

Helo! Pada postingan kali ini saya mau cerita tentang liburan saya bareng temen-temen kantor lama di Tangerang. Muehehe. Sebenernya udah agak lama sih, sekitar bulan Oktober 2015. Tapi nggak papa deh ya daripada enggak. Heuheuheu. Yuk cuss!

Dimulai dari kerjaan yang nggak kelar-kelar, bos saya semacam kasih ‘pancingan’ buat kita supaya lebih semangat mengerjakan closing akhir bulan. Ya, begini lah. Musuh seorang akuntan adalah ketika angka tidak pernah mau balance sehingga monthly report tidak segera closed. Hiks hiks. Okay! Beliau menawarkan tim kami untuk liburan setelah closing kelar, hitung-hitung sekalian buat farewell Ardi yang resign sebulan lagi.

Karena Ardi suka sama laut, pantai, dan semacamnya, maka diputuskan bahwa kami akan ke Pulau Seribu. Kali ini ke Pulau Pramuka. Yeayy! Aku juga sukaaaa pantai! Asik!

Dan, kami berenam pun berangkat. Yup, waktu itu divisi saya hanya beranggotakan 8 orang, dan yang dua orang nggak bisa ikut. Sekarang sih jumlah divisi saya udah berlipat-lipat (dan ketika teman-teman bertambah banyak, saya malah resign! Sedih!). Next, kami ambil trip 2hari 1malam ke Pulau Pramuka, biayanya nggak tau deh karena dibayarin sama kantor (FYI, kantor saya biasanya ada entertain cost tiap bulan. Bisa dipakai untuk liburan atau sekedar jalan-jalan/makan bareng).

Sabtu pagi akhirnya datang. Saya sampai di kantor sekitar jam 5 pagi. Setelah persiapan bekal dan atribut segala macem, kami pesen taksi buat berangkat ke Marina, Ancol. Kami sengaja upgrade paket wisatanya dari yang pake kapal tradisional jadi pake speedboat supaya bisa lebih cepat sampai. Sekitar jam 8 lebih kapal pun berangkat. Asik juga sih, tapi saya agak mabok laut, jadi saya putuskan buat tidur sepanjang perjalanan.

Sekitar 1,5 jam akhirnya kami sampai di Pulau Pramuka. Ternyata, Pulau Pramuka itu seperti sebuah perkampungan penduduk, berbeda dengan Pulau Sepa yang merupakan resort. Setelah tanya sana-sini, ternyata Pulau Pramuka itu milik pemerintah, jadi di sana ya ada pembangunannya juga, seperti rumah penduduk, kantor pemerintah, kantor arsip, sekolahan, bahkan ada KUA juga di sana. Untuk ATM, sepanjang saya lihat hanya ada ATM Bank DKI saja. Jadi, lebih baik persiapan bawa uang sebelum menyeberang ke Pulau Pramuka.

Kenapa namanya Pulau Pramuka? Dulu, sebelum ada Bumi Perkemahan Cibubur, Pulau Pramuka merupakan satu tempat yang digunakan oleh para pramuka untuk camping. Jadi, mulai saat itu lah, nama Pulau tersebut jadi Pulau Pramuka. Setelah ada Bumi Perkemahan Cibubur, maka Pulau Pramuka sudah tidak aktif lagi digunakan sebagai tempat perkemahan. Begitu kata penduduk sekitar. Wah, ternyata begitu ya?


Kami turun dari speedboat yang sudah merapat dan disambut oleh tour guide kami. Guidenya orang P.Pramuka asli, sehingga dia sangat mengenal daerah itu. Hihihi. Kami berjalan sekitar 1 kilometer dari dermaga sampai ke homestay. Sepanjang jalan, saya merasa tidak ada bedanya suasana di sana dengan di kota-kota di Jawa. Jalanan sudah di konblok, rumah-rumah penduduk berjajar rapi, bahkan ketika itu sedang ada pesta pernikahan di salah satu rumah. Bedanya, kebanyakan rumah-rumah penduduk tersebut digunakan sebagai homestay. Next, kami memasuki satu gang sempit dan kemudian kami tiba di homestay. Homestay-nya seperti paviliun, ada satu ruang bersama, kemudian satu ruang kamar ber AC, dan di ujung belakang ada kamar mandi. Disediakan dua kasur besar untuk beristirahat. Lumayan lah, homestaynya bersih dan lumayan nyaman untuk berenam. Kami berleha-leha di homestay sambil menunggu jam makan siang. Menu makan siangnya Nasi, ikan goreng, tempe goreng, sayur asem, sambal, buah (kalo nggak salah semangka), dan teh manis. Makan siang diantar ke homestay pake piring yang ditutup plastic wrap. Akhirnya kami makan bersama sambil ngobrol dan bercanda. Salah satu dari kami tidak suka ikan, jadi sisa deh ikannya buat rebutan yang lain. Hahaha!

Rencananya hari itu kami akan berangkat snorkeling. Ada tiga spot yang akan kami datangi. Kapal udah siap, peralatan snorkeling sudah siap, kami pun siap berangkat! Kami naik kapal tradisional yang biasa digunakan untuk snorkeling. Jalannya agak lambat. Tapi enak, angin jadi sepoi-sepoi. Sampai ngantuk deh rasanya. Hahaha! Sekitar satu jam kemudian kami sampai di spot snorkeling. Setelah pakai segala macam atribut, saya langsung nyemplung ke laut. Pakai pelampung tentunya, karena saya nggak bisa berenang. Seru banget! Liat ikan-ikan dan terumbu karang, sambil foto-foto di bawah laut. Ikan-ikannya nggak jauh beda sama ikan-ikan yang saya lihat ketika di Pulau Sepa atau di Bali, mungkin ikan jenis Indonesia memang begitu ya. Tapi lucu-lucu kok, apalagi terumbu karangnya masih warna-warni bagus banget!





Setelah capek snorkeling, kami teruskan perjalanan ke satu pulau yang bernama Semak Daun. Lucu ya namanya? Heuheu. Di situ, banyak wisatawan yang beristirahat setelah capek snorkeling. Ada juga yang pergi ke sana hanya untuk camping. Pulaunya mirip seperti hutan kering, tapi terawat. Ada beberapa orang berjualan mi instan dan es kelapa muda. Akhirnya kami pun memesan mi instan sebagai pengganjal perut. Laper, bok! Tenaga terkuras banyak karena keasyikan snorkeling. Heuheuehu. Setelah makan kami berjalan keliling hutan sambil lihat-lihat suasana sekitar. Ternyata banyak juga orang-orang yang camping di tempat ini. Sambil berjalan-jalan, kami berfoto-foto dan menikmati suasana di sana. Kemudian kami balik lagi ke kapal untuk mendatangi spot selanjutnya.










Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke Penangkaran Hiu. Spotnya hanya berupa rumah kayu yang lucu, sepertinya ada restorannya juga di sana (tapi karena tidak masuk sampai ke dalam, jadi saya kurang tau). Kemudian di sebelah rumah-rumah kayu tersebut terdapat dua kolam yang berisi hiu. Hiunya masih kecil, jadi nggak terlihat seram. Malah, cenderung terlihat lucu. Hiu-hiu tersebut aktif bergerak ke sana ke mari. Katanya, jika hiunya aktif berenang, maka hiu tersebut sehat. Nantinya jika hiunya udah cukup dewasa, akan dilepaskan ke laut. Yaiyalah, masa udah dewasa masih ada di penangkaran, bisa-bisa semua ikan di penangkaran habis dimakan hiu itu hahaha. Kami lumayan betah di sana karena lihat ikan-ikan dan suasana yang sudah menjelang sore menjadikan pemandangan saat itu bagus sekali. Matahari sudah mulai condong ke ufuk barat, dan cahayanya terpatri di lembaran air yang bergoyang-goyang. Cantik sekali.












Kami pun akhirnya beranjak ke kapal. Berjalan pulang ke Pulau Pramuka. Sesampai di pulau, kami bergantian mandi dan (niatnya) mau lihat sunset. Tapi, karena saya kebagian mandi paling akhir (maklum lah, sebagai anggota yang umurnya paling piyik, saya harus menelan kekalahan antre mandi huahahaha!) jadinya saya nggak kebagian nonton sunset. It is okay lah, karena badan saya udah capek juga, jadi nggak terlalu antusias lihat sunset.

Malam pun akhirnya datang. Kami makan malam di homestay, pakai ikan bakar dan tumis jagung posol. Buahnya (kalo ga salah) melon. Setelah makan, guidenya menyediakan barbeque ikan. Harusnya sama makanan laut yang lain, tapi katanya lagi unavailable. Ya sudah lah. Sambil nunggu dibakar, kami mainan games sambil becandaan nggak jelas di dalam homestay. Tapi, ternyata bakar ikannya lama banget sampe kami semua ketiduran. Jam sebelas malem, guidenya nelponin, bilang kalo bakarannya udah siap. Akhirnya sambil ngantuk-ngantuk dan nggak terlalu mood makan, kami jalan ke pinggir pantai buat makan ikan bakar (lagi). Enak sih, tapi karena baru bangun tidur, jadi nggak terlalu berasa enaknya. Di tambah, makan malamnya tadi kan pakai ikan bakar juga, jadi nggak terlalu spesial. Kelar makan, kami langsung pulang ke homestay buat ngelanjutin tidur. zzzZZZzzzZZZ.......

Pagi mulai datang. Ketika matahari belum terlalu terik, kami berjalan-jalan keliling perkampungan penduduk. Rata-rata penduduknya ramah sekali. Banyak juga wisatawan yang datang. Rata-rata mereka berkelompok besar dan menyewa sepeda untuk keliling pulau. Iyalah, kalo dirasa-rasain, cape juga jalan-jalan keliling perkampungan penduduk. But, so far, nggak terasa cape karena sambil dinikmati. Enak sekali ya punya rumah yang dikelilingi laut begini. Rasanya bisa setiap hari menghirup udara pantai yang menyejukkan. Tapi, mungkin mereka sudah bosan kali ya? Rata-rata penduduk di sini bekerja sebagai nelayan. Di sepanjang jalan, banyak sekali makanan yang dijual, ada yang seafood maupun makanan biasa (mi instan, nasi goreng, dsb). Jadi, jika berencana backpacker ke Pulau ini tanpa ambil paket wisata, tenang aja, dijamin nggak akan bingung cari makanan karena di sini banyak sekali orang berjualan. Bahkan jajanan pun tersedia, seperti bakso, tempura, eskrim, es campur, dan lain-lain. Harganya juga standar, tidak terlalu mahal. 



Kemudian, guide kami mengajak ke Penangkaran Penyu. Di sana, kami melihat penyu-penyu di dalam kolam. Ada yang masih kecil dan ada pula yang sudah besar. Kami disuruh memegang penyu tersebut untuk difoto. Hiiii geliii! Kalo penyu yang besar sih diam aja ketika dipegang, kalo yang masih kecil sukanya gerak-gerak pengen dilepas! Ugh! Akhirnya saya memberanikan diri megang penyu itu. Lumayan berat, bisa nyampe 3 kilogram beratnya.












Di depan penangkaran penyu ada jangkar besar. Di situ hati adek dijangkarkan untuk abang! Uhuk!!!! BzZZZzz Back to topic! Malah gombal ga jelas kan. Eleeuhh! Di situ ada jangkar besar, dulunya terdampar di pantai. Kemudian sama penduduk sekitar ditarik ke tengah pulau untuk dijadikan pajangan di Pulau. Katanya, jangkar itu ditemukan tahun 70an, dan keadaannya sudah agak berkarat. Jadi wondering, itu jangkar kapal darimana ya? Jangan-jangan miliknya penjajah lagi hmmm...



Nggak terasa, hari udah siang. Waktunya kami balik lagi ke Jakarta. Sambil menunggu kapal siap, kami jalan-jalan di sekitar dermaga sambil makan es campur. mmMm enaak! 



kapal tradisional (kapal feri)



Seru sekali liburan kali ini. Next time saya bakal balik lagi ke pulau-pulau lain di kepulauan seribu. Mungkin backpacker aja kali ya. Ada yang mau ikut? Hehehe.



See you at my another journey!

0 komentar