Honeymoon in BALI

Nikahnya kapan, honeymoonnya kapan, postingnya kapan.
Ealah.



Tapi nggak papa lah ya, daripada nggak diposting ehehe. Udah cukup lama sih, secara saya nikahnya di awal 2018. Tepatnya saya berangkat hanimun di awal April 2018. Rencana ini sebenernya adalah poin utama yang HARUS banget saya lakukan setelah menikah, karena saya nggak mau rugi lah yaaw! Masa iya, abis nikah ga liburan. Mihihihi :D

Setelah dapat approval cuti tambahan selama 2 hari (yang mana total cutinya jadi 5 hari), akhirnya saya dan (calon) suami mulai nentuin mau hanimun di mana. Lumayan juga kan 5 hari cuti, mana pas nikahan saya itu bertepatan dengan libur paskah. Jadi totalnya saya punya hari libur sebanyak 10 hari! Yang 2 hari dipake buat persiapan (pre-post) nikah, sehari dipake buat acara nikah, dan sisanya terserahhh :)

Hunting lokasi pun dimulai.

Pertama, saya pengennya ke Karimun Jawa karena belum pernah ke sana sama sekali. Bahkan saya udah booking di Cocohuts Hotel . Tapi dengan berbagai pertimbangan, terlebih banyak gosip kalo air laut lagi tinggi. Daripada nggak bisa pulang karena nunggu kapalnya ready, mendingan skip aja.

Kedua, saya pengennya hanimun di hotel yang ada private poolnya. Aihh, banyak maunya yak! Untung (calon) suami pengertian mehehe. Akhirnya saya pun mulai hunting one bedroom pool villa yang ada di traveloka, booking.com dan semacamnya. Kebanyakan hotel beginian adanya di Bali sama di Lombok sih! Padahal ogut kan takut naik pesawat yak. Tapi karena (calon) suami belum pernah ke Bali dan doi tiba-tiba pengen ke sono, akhirnya kami mantapkan untuk hanimun ke Bali sebagaimana orang mainstream pada umumnya bahahahahak!!

Well.

Rencana hanimun selama 5 hari, dari 2-6 April 2018. Tentu aja yang paling utama dipesan adalah tiket pesawat dan penginapannya. Karena kami ingin hanimun semurah dan senyaman mungkin, akhirnya kami bener-bener cari dengan teliti dan sedetail mungkin kebutuhan-kebutuhan yang akan kami pakai untuk trip ke Bali.

Dua tiket pesawat Jogja-Bali PP berhasil didapatkan dengan harga  wajar. Mehehe.
Nah, yang rada ribet adalah villanya nih. Kriterianya adalah one bedroom pool villa seharga 600-800rb yang bersih, nyaman dan tidak terlalu sempit. Juga (kalo memungkinkan) ada ruang terpisah untuk dapur dan ruang makan. 
Setelah menemukan beberapa villa yang sesuai budget, dengan berbagai pertimbangan dan kenyang baca-bacain review, akhirnya kami memutuskan menginap di Buana Bali Villas and Spa di area Jimbaran. 

Dan untuk transportasi selama di Bali, kami memutuskan untuk sewa motor supaya lebih irit dan lebih gampang ke mana-mana. Kami cari persewaan yang murah, nggak ribet, dan motornya bisa diantar-jemput ke bandara. Pilihannya jatuh ke AGP Motor Rental, tentu aja setelah survey sana-sini via internet yha. Caranya adalah booking dulu via WA. Enaknya di AGP adalah kita nggak perlu bayar down payment dulu untuk booking. Cukup kirim foto SIM, KTP, dan bukti pemesanan tiket pesawat PP & penginapannya. Udah gitu doang bisa booking. Bahkan nanti saat sewa, ga ada identitas yang ditahan. Enak kaaan?

Dan blablabla akhirnya April 2018 pun tiba. Cuss lah kami ke Bali.

Senin, 2 April 2018.
Sehari sebelumnya (bahkan kayaknya berhari-hari sebelumnya), kami udah packing karena kami dapet pesawat pagi jam 08.00. Berangkat dari rumah jam 06.30 naik taxi online karena bandara deket doang dari rumah. Well, jam 08.00 tepat kami udah on board dan siap terbang ke Bali.

Sekitar 1jam kemudian, kami udah mendarat di Bali dengan aman (secara saya paling takut naik pesawat bahahaha padahal Vido baru sekali ini naik pesawat dan nggak parno berlebihan kayak saya, bahkan tenang-tenang aja tuh doi). Lalu kami pun keluar bandara dan menghubungi agen motor yang sudah kami booking. Kami menuju ke salah satu area parkir motor di mana kami janjian ketemuan sama agen motor. Setelah ketemu, kami dikasih nota dan bayar sewa motornya. Setelah itu baru deh serah terima motor, 2 helm, plus ada jas hujan ala kadarnya. Juga dikasih tau, saat balikin motor nanti, cukup taruh di parkiran. Kunci motor dan tiket dimasukkan ke bagasi motor, lalu foto motor dan area sekitar parkiran supaya memudahkan agen saat ambil motor. Enak banget deh ini agen! Recommended!

Karena saat itu masih sekitar jam 11.00, kami cari makan dulu di jalan sebelum check in villa. Setelah muter-muter nggak jelas, akhirnya kami memutuskan buat brunch di Ayam Betutu Khas Gilimanuk Bali yang berada di Central Park, Badung. Baru pertama kali makan ayam betutu. Ayam betutu adalah ayam dimasak kuah kuning dan banyak rempah-rempahnya, disajikan bersama kacang goreng, sambal matah, dan plecing kangkung. Enyak! Kami bener-bener menikmati makanannya. Tapi sayangnya, saat bayar, kami nggak dikasih nota. Harganya juga beda dibandingkan yang di buku menu, walaupun pada kenyataannya sedikit lebih murah juga sih kami bayarnya. Teteeup aja kan, negative thinking hehehe.



Setelah kenyang makan, kami langsung menuju ke Buana Bali Luxury Villas yang letaknya di Jimbaran. Cukup jauh dan waktu itu rada macet. Kami sampe di villa sekitar jam 13.00. Villanya terletak di dalam perumahan. Cukup mudah dijangkau naik ojek/taksi online, tapi saya nggak lihat ada angkutan umum sekitar situ. Dari luar, villanya kelihatan biasa aja sih, malah kayak hotel biasa gitu lho. Parkirannya juga nggak terlalu luas. Untuk menuju lobby, kami harus naik tangga dulu. Lobbynya juga biasa aja, kayak hotel redd*orz atau oy* gitu lah. Standar. Tapi resepsionisnya ramah banget. Kami disambut ramah. Sambil nunggu waktu check in (dan kamarnya disiapkan), kami disuruh nunggu di sofa dan disajikan welcome drink berupa jus jeruk atau jus nanas. Untuk check in, kami nggak perlu deposit uang dan KTP hanya ditunjukkan saja (nggak ditahan).




Di luar dugaan, ternyata villa ini luas banget! Jalan dari lobby menuju villa berupa lorong yang dihiasi lampu dan tanaman hijau. Bagus!



Sampai lah kami di kamar yang akan kami tempati selama 4 hari ke depan. Well, saat pintu terbuka, kami disambut dengan kolam renang yang cukup luas jika dipakai hanya untuk berdua. Air mancur mengalir dari patung di ujung tepi kolam. Sayang banget kami nggak kasih note bahwa kami akan honeymoon. Karena setelah lihat review, jika kami sebelumnya bilang akan honeymoon, kolam renang dan bath tub nya akan dihias pake bunga-bunga gitu lho. Uwuww.



Di samping kolam renang (dan kamar tidur), ada ruang makan yang jadi satu dengan dapur dan ruang santai. Dapurnya cukup komplit, disediakan piring, gelas, sendok, garpu, dan pisau. Juga ada peralatan masak standar seperti teflon dan atributnya. Kulkasnya nggak terlalu gede sih, tapi ada isinya (yang jika kita minum maka akan ditagihkan) seperti beer dan air putih. Meja makannya ada di sebelah sofa santai. Ada TV dengan channel premium lengkap, jadi kami pun bisa makan sambil nonton. Uwuww.





Kamar tidur kami berpintu sliding dari kaca, jadi saat kordennya dibuka, akan langsung menghadap ke kolam. Kamarnya juga cukup nyaman, kasur springbed besar ukuran 200x200cm, TV (channelnya premium juga sama kayak yang di ruang santai), lemari dilengkapi brankas, dan meja rias. Juga kamar mandi dalam yang cukup nyaman, shower, wastafel, toilet, dan bath tub (bath tubnya nggak terlalu besar tapi yaa cukup lah). Toiletriesnya juga lengkap, dari yang wajib kayak sabun, shampo, sikat gigi, odol dan handuk, juga ada yang optional kayak bath robes, sewing set, dan hair dryer. Uwuuww lengkap! (Sayang banget bagian shower dan WCnya ngga kefoto --ada sih foto tapi blur dan jelek!)






Kamarnya nyaman banget buat istirahat. Berhubung hari itu kami nggak ada acara ke manapun (kecuali makan), akhirnya kami hanya santai-santai di villa sampai sore. 

Sore harinya, kami pergi cari makan deket-deket situ. Pilihan kami adalah makan nasi campur khas Bali. Setelah googling, kami pun cuss ke D'Sambal Sukreni yang letaknya di jalan Uluwatu, nggak jauh dari GWK (FYI, villa saya nggak jauh dari GWK). Ini yah, ENAK BANGET GA BOONG! Ini adalah nasi campur ter-enak sepanjang hayat dikandung badan. Isinya sih standar kayak nasi campur Bali pada umumnya, yaitu nasi yang disiram sedikit kuah kuning, telur bumbu Bali, ayam (ada beberapa jenis masakan ayam), sate lilit, tahu, kacang goreng, sayuran plus sambal merah teri, sambal matah SUMPAH JUARA SAMBAL MATAHNYA!


Setelah makan, kami mampir ke minimarket untuk beli aneka snack dan bahan makanan. Mau nyobain dapur ceritanya haha padahal cuma mau masak mi instan sama nugget doang. Kebetulan ada minimarket di yang ada di perumahan villa. Puas belanja-belanja (yang nggak banyak dibeli), akhirnya kami balik ke villa. Istirahat ya gaes, sambil berasyik-masyuk bersama suami di kamar. Mehehehe!


Selasa, 3 April 2018.
Bangun pagi-pagi karena hari ini rencananya mau ke Bedugul dan Tanah Lot. Sebenernya ada tiga spot yang mau didatengin, tapi kayaknya waktu itu nggak kekejar jadinya cuma ke dua spot itu aja. 

Jadi, di villa ini, sarapan bisa dianter ke kamar atau bisa disediakan di resto. Restonya sih gitu doang ya (seperti yang udah saya bilang di atas bahwa lobby villanya biasa aja, standar). Kami (nyobain) sarapan di resto villa.  Tapi sarapannya bukan buffet, melainkan udah disiapkan per porsi. Sarapannya juga bisa milih mau yang masakan Indonesia atau Western. Hari itu, kami pilih masakan Indonesia. Yang tersedia adalah mi goreng dan nasi goreng. Toppingnya boleh pilih ayam atau sapi. Plus telor ceplok. Juga disediain buah dan jus jambu/jeruk.

Rasanya enak. Potongan dagingnya banyak. Buahnya juga seger. Jusnya fresh. Enyak deh pokoknya.




Kelar makan, kami pun cuss ke Bedugul. Tujuan kami hari ini adalah Pura Ulun Danu Beratan. Saya udah pernah ke sini entah kapan dulu pas liburan sama orangtua. Jadi, masih lupa-lupa inget lah sama lokasinya. Ke sananya gimana? Ya naik motor lah! Pake google map. Hahahha!

Alhamdulillah kami nggak nyasar. 

Pura ini cukup luas. Ada beberapa spot bangunan khas pura yang tersebar di beberapa lokasi. Yang iconic tentu aja yang menjorok ke danau ya. HTM 20ribu per orang dan parkir motor 3ribu (April 2018). Ada beberapa spot di mana pengunjung nggak boleh masuk (bisa jadi karena sedang ada upacara, ada juga yang memang nggak boleh dimasukin). Suasananya adem, biarpun mataharinya lumayan terik. Jadi ada semriwing-semriwingnya gitu deh udaranya. Di sini kami melihat-lihat suasana sambil foto-foto. Banyak banget spot-spot yang bisa dijadiin objek foto. Mayan buat kenang-kenangan.











Setelah dari Bedugul, kami jalan ke Tanah Lot. Ternyata, yang nggak disangka adalah, jaraknya jauh banget! Kirain deket hiks. Akhirnya, karena lapar, kami mampir dulu makan bakso di pinggir jalan. Bakso di Bali cukup berbeda karena ada penambahan ketupat/lontong di menu baksonya. Sementara kalo di Jogja, kan, nggak pakai ketupat. Hehehe.

Setelah entah berapa lama perjalanan dan kenyang makan bakso, akhirnya kami sampai juga di Tanah Lot. HTM 20ribu per orang dan parkir motor 3ribu (April 2018). Di sini, kami duduk-duduk sambil menikmati suasana pantai dan memandang pura yang menjorok ke pantai. Terakhir saya ke Tanah Lot itu 2013, jadi udah beda banget dari terakhir kali saya ke sini. Banyak banget orang jualan . Jadi, di Tanah Lot itu juga ada kayak semacam pasar yang jualan aneka oleh-oleh. Harganya, tentu aja, relatif lebih mahal dari pusat oleh-oleh lainnya, tapi masih banyak yang bisa ditawar kok. 







Sepulang dari Tanah Lot, kami mampir dulu ke Starbucks. Mumpung lagi ada promo (waktu itu LINE sering banget kasih promo buy 1 get 1 di Starbucks) plus pengen duduk-duduk cantik sambil ngedate ama suami. First date after get married ceritanya. Hehehehe (centil amat sih). 



Rabu, 4 April 2018.
Lagi-lagi harus bangun pagi karena masih ada dua spot wisata yang mau kami kunjungi. Sebelum capcus, kami sarapan dulu di kamar. Kali ini, sarapan yang saya pilih adalah menu western, yaitu roti panggang, sosis, bacon, lengkap dengan buah dan jus. Enyak. Kalo suami? Ya tentu aja masih pesen nasi goreng.






Setelah sarapan, kami langsung berangkat ke Pura Besakih. Lokasinya jauhh di utara. Perjalanan sekitar 2 jam. Buat kalian yang mau ngetrip ke sini, lebih baik ambil duit langsung pas di kota, karena di sana nggak ada ATM dan nggak bisa gesek kartu. Huft. Di sini nanti bakal ada tour guide (free seharusnya, tapi kalo mau kasih tip juga nggak papa) dan ada free kain yang WAJIB dipakai selama masuk pura. Banyak juga yang nyewain kain dengan corak yang lebih bagus, kalo yang disediain gratis warnanya polos dan ngejreng. Karena saya pelit, jadinya saya pake yang gratisan aja. HTM 40ribu per orang (April 2018).

Pura ini sangat besar dan bertingkat lumayan tinggi. Bagus banget! Saat saya ke sini, kebetulan sedang bertepatan dengan perayaan (saya lupa perayaan apa), jadi sedang ramai-ramainya orang-orang berupacara dan sembahyang. Untungnya disediakan guide, jadi trip kali ini lumayan berfaedah. Diajak berkeliling pura yang gede banget sambil dijelaskan sejarah-sejarah pura. Sesekali memotret spot-spot yang lumayan aesthetic sambil dengerin guidenya cerita. Lumayan seru.










Lokasi kedua yang kami kunjungi adalah Pura Tirta Empul di Tampak Siring. Saya belum pernah ke sini sama sekali dan dari dulu pengen banget berkunjung ke sini. Perjalanan sekitar satu jam dan pake nyasar segala karena salah pilih jalan di google map! Ugh. Ya sudah lah, nggak papa. HTM 15ribu per orang dan parkir motor 2ribu (April 2018).

Pura ini lumayan luas dan cantik banget. Ada beberapa pohon yang akarnya besar banget. Juga ada kolam ikan yang cukup besar. Ciri khas dari pura ini adalah sebelas pancuran air beserta kolamnya yang sering dipakai pengunjung untuk mandi/mensucikan diri. Saya nggak ikutan mandi, tentu aja, karena mau mandi gimanee kaga bawa baju ganti juga. Untuk masuk ke pura, kami harus pakai kain yang disediakan gratis. Di sini, kainnya lebih beraneka macam dan corak. 










Saya lupa waktu itu, apakah kami nggak makan siang apa gimana, tapi yang jelas saya ingat kalo saya sangat-sangat kelaparan sepulang dari Tirta Empul. Tapi, berhubung pengen nyobain makanan khas Bali (dari kemaren baru nyobain Ayam Betutu), akhirnya saya tahan-tahanin supaya bisa makan Lawar Kuwir. Lawar Kuwir adalah makanan khas Bali yang terbuat dari daging bebek, sate lilit, urap, dan sayur batang pisang. Rasanya gimana? Hm, saya kurang cocok sih dengan cita rasanya. Mohon maaf yaa.




Kamis, 5 April 2018.
Hari ini kami bangun lebih siang karena nggak ada jadwal ke mana-mana. Setelah sarapan, kami sibuk memanfaatkan fasilitas kamar. Mulai dari uget-ugetan di kasur, masak di dapur, berenang, nonton film, berendam di bath tub, pokoknya seharian itu kami cuma di kamar aja sambil sesekali icikiwir ehem-ehem hahaha! Hush, ya udah lah ya, namanya juga hanimun.

Sore hari, kami pergi ke tempat makan yang nggak jauh dari villa. Restorannya bernama Menega Cafe yang terletak di Jimbaran. Di sini, kita bisa makan sambil memandang pantai secara langsung dan dekat. Makanannya seafood segar dan harganya cukup pricey, tapi lumayan kebayar sama rasa dan pemandangannya. Dulu, pas pertama kali ke sini bareng ortu di tahun 2013, rasanya seneng banget dan pengen balik lagi ke sini entah sma siapa. Eh, lima tahun kemudian ternyata balik makan di sini bareng sama suami ehe ehe ehe ehe (garing amat, Mbak!).








Menjelang petang, kami masih bisa menikmati sunset dari tempat duduk, sambil memandang perubahan warna langit yang semakin lama semakin bergradasi menjadi gelap.







Jumat, 6 April 2018.
Hari terakhir di Bali. Pesawat kami flight jam 12.00. Masih ada waktu buat sarapan terakhir di villa, plus beli oleh-oleh di Krisna. Letaknya nggak jauh dari Bandara. Tempatnya juga luas dan gampang banget buat cari jenis oleh-oleh yang mau dibeli. Saya nggak terlalu banyak beli oleh-oleh, hanya secukupnya aja buat keluarga dan temen-temen kantor. Dari Krisna, kami langsung cus ke Bandara Ngurah Rai. Motor kami tinggal di parkiran, beserta tiket parkir dan kunci motornya yang kami taruh di bagasi motor. Nanti difotoin lokasi motor dan sekitarnya, trus nanti pihak persewaannya bakal ngambil motornya di situ. Enak kan? Nggak ribet kan? Ehehehehe.

Sore hari, kami udah ada di Jogja dengan selamat, aman, tentram, dan siap dilemparkan kembali ke realita kantor yang sumpek. Plus siap menjalani hidup LDR bersama suami setelah seminggu penuh barengan. Well, okay! Semoga suatu saat nanti bisa dikasih jalannya buat bareng-bareng lagi, aamiin!!

See you at my another journey!










0 komentar