Promil Part 4: Tes HSG

Tes HSG adalah tes yang paling saya takuti sejauh saya menjalani program hamil. Banyak temen dan saudara yang bilang bahwa tes HSG itu menyakitkan. Bisa terkapar seharian menahan sakit pasca HSG. Nyaww! Tapi yaa, mau gimana lagi? Demi memastikan sistem reproduksi saya normal alias nggak ada masalah, akhirnya saya jalani juga. Mau nggak mau.

HisteroSalpingoGrafi atau lebih familiar dengan kata HSG adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kondisi rahim, juga untuk mengecek apakah ada sumbatan di saluran tuba falopi dengan memasukkan cairan kontras melalui vagina dan kemudian difoto menggunakan X-Ray. 
Nggak akan bahas lebih lanjut tentang HSG karena googling pun juga pasti sudah banyak yang bahas. Langsung aja ke prosesnya ya!

Rabu, 30 Oktober 2019
Setelah kontrol dari dr. Enny, saya langsung telpon HiLab untuk dijadwalkan tes HSG di tanggal 5 atau 6 November 2019 (yang mana adalah hari ke 11 atau 12 dari HPHT seperti yang disarankan dokter). Ternyata HiLab hanya bisa melakukan tes HSG di tanggal 7 November 2019 karena dokternya available hanya di tanggal tersebut.
Nah lo! Padahal antibiotik yang diresepkan dr. Enny cuma sampe tanggal 5November2019 pagi. Mihik!

Akhirnya setelah konsul ke admin dr. Enny via sms dan nggak dapat jawaban yang clear 😭 saya confirm ke HiLab untuk tes HSG di hari Kamis, 7 November 2019 pagi. Sambil bilang juga ke HiLab siapa tau bisa dimajuin lagi ke tanggal 5 atau 6 kalau memungkinkan. Ehehe!
Besok paginya, HiLab nelpon dan confirm bahwa tes HSG bisa dilakukan di tanggal 6 November 2019. Alhamdulillah!

Berikut persiapan yang harus dilakukan sebelum tes HSG versi HiLab:
1. Tidak boleh berhubungan intim dengan suami dari HPHT sampai tes HSG dilakukan. (Amaan, karena suami juga di luar kota)
2. Mencukur/waxing bulu vagina sebelum tes HSG. (Amaan, karena saya rutin bikini waxing)

Berikut tambahan dari dr. Enny sebelum tes HSG:
1. Boleh berhubungan dengan suami ASAL pake kondom.
2. Minum antibiotik yang diresepkan 2x sehari selama 7hari berturut-turut.
3. Satu jam sebelum tes HSG minum obat penghilang nyeri yang diresepkan. Jika pasca HSG masih nyeri, boleh minum obat ini lagi.

Kamis, 6 November 2019
Saya tiba di HiLab pagi hari sekitar jam 8.00. Langsung ke bagian registrasi untuk menyerahkan surat pengantar dari dr. Enny dan membayar biaya tes. Setelah itu, ada perawat yang mengantarkan saya ke lorong tempat pemeriksaan. Sebelum masuk ke ruang periksa, saya disuruh buang air kecil dan membasuh area V terlebih dahulu.

Lalu saya masuk ke ruang periksa. Ruangannya kecil. Ada meja periksa yang dilengkapi alat-alat besar yang saya nggak pahami. Juga ada ruang kecil yang tertutup korden, untuk berganti baju. Di sana saya disuruh berganti pakaian. Semua atribut dilepas kecuali bra. Lalu disuruh berbaring di meja periksa sambil nunggu dokternya datang. 

Ketika dokter datang, saya yang sudah berbaring disuruh melipat kaki dan membukanya lebar supaya dokter bisa bebas akses ke area V. Saya nggak tau sih lagi diapain, dokternya juga nggak kedengaran jelas ngomongnya. Yang jelas area V dimasukin alat yang relatif besar sehingga menimbulkan rasa nggak nyaman. Ada sedikit mulas sedikit juga. Sepertinya alat semacam kateter atau sejenisnya karena setelah itu dokternya bilang akan memasukkan cairan kontras dan kemudian (sepertinya) difoto pake X-Ray. Setelah cairan kontras dimasukkan, beuuh! Rasanya mulass banget, nggak nyaman banget, dan tangan saya gemetar. Saat itu saya sampe mikir, apakah melahirkan lebih sakit dari ini? Karena kek gini aja saya udah ga tahan blah!

Setelah mengerang-erang dan mengeluh ke dokternya karena mulas, saya pun disuruh hadap kanan. Sepertinya dokter juga memfoto pada posisi ini. Saat hadap samping, rasa mulas berangsur-angsur berkurang. 

Lalu selesai. Dokter memberikan pembalut dan menyuruh saya untuk buang air kecil lagi setelah ganti baju. Dokter juga bilang jika masih ada flek, maka nggak boleh berhubungan dulu sama suami. Juga disarankan untuk jongkok saat buang air kecil supaya cairan kontras ikut keluar.

Hasil langsung keluar 10 menit kemudian. Ditinggal ganti baju dan ke toilet, tau-tau hasilnya udah nongol aja.

Hasilnya adalah: Rahim berada dalam posisi anteversi dan kedua tuba patent.
Alhamdulillah.

FYI, posisi rahim normal dan berpeluang besar untuk pembuahan berada dalam posisi antefleksi dan anteversi. Sedangkan tuba yang kondisinya patent artinya dalam saluran tuba falopi tidak ada sumbatan. Lengkapnya bisa googling sendiri ya.


Efek Samping Setelah Tes HSG: Flek/Berdarah Sampai 11 Hari!
Setelah selesai pemeriksaan HSG, reaksi yang terjadi pada tubuh saya adalah sedikit mulas, tangan dan kaki sedikit gemetar. Tapi pelan-pelan reaksinya hilang jadi saya nggak konsumsi obat pereda nyeri setelah tes HSG.

Reaksi lainnya yang terjadi setelah tes HSG adalah flek sampai pendarahan ringan seperti haid. Masing-masing orang berbeda-beda ya! Ada yang cuma flek sehari, ada yang 3 hari, ada yang seminggu. Tapi pas saya googling, jarang-jarang nih ada yang pendarahan/flek sampai 11 hari. Wah, bahaya nggak tuh?

Saya sendiri mengalami flek/pendarahan seperti haid selama 11hari. Hari pertama hanya flek merah cerah (setelah selesai tes) dan flek kecoklatan di malam harinya. Hari kedua dan ketiga saya mengalami pendarahan seperti haid. Hari ke 4 sampai hari ke 8 pendarahannya berkurang (seperti haid hari terakhir). Baru hari ke 9 sampai ke 11 hanya flek kecoklatan dan hari ke 12 sudah bersih.

Waktu itu sempat takut dan tanya ke dokter mengenai flek dan pendarahan yang terjadi seperti haid. Kata dokter, hal ini normal dikarenakan V dimasuki oleh benda dan cairan asing yang menyebabkan keluarnya darah dari dalam. Normalnya darah akan keluar dalam kurun waktu 3-5 hari. Kalo di saya sih 11 hari ya, entah tapi alhamdulillah setelah itu nggak ada masalah apapun. Saat kontrol ke dr. Enny sudah hari ke 9 pasca HSG jadi tinggal flek doang dan katanya normal aja jika terjadi flek.


Kamis, 14 November 2019
Karena dr. Enny sakit dan pemulihannya cukup lama, saya baru bisa kontrol di dr. Enny di tanggal 14 November 2019. Di kontrol kali ini, kliniknya menempati bangunan baru (bukan di rumah dr. Enny lagi). Tapi tenang, cuma di seberang rumahnya kok! Di sini, seperti biasa, dr. Enny akan membaca hasilnya dan memberi tahu bahwa saluran tuba dan rahim saya normal. Okay. 

Intermezzo yah.. Saya sempet disindir sama dr. Enny karena nggak bawa buku promil. Beliau bilang,"lha kalo nggak bawa bukunya, apa yang mau dikontrolin?" Yeee, wong bu dokternya baru kasih buku promil pas saya terakhir kali kontrol kok. Selama ini nggak pernah kasih buku promil yaa bisa-bisa wae kontrol. Jadi agak kezal yha saya. Bwehehe. Lalu dokternya bilang,"nanti asam folatnya dilanjutkan yaa! Pokoknya jangan berhenti konsumsi asam folat!". Lah? Saya jawab,"Saya nggak pernah diresepin asam folat sama dokter (dalam hatiku bilang, aku selama ini udah konsumsi tanpa resep sih, cuma kezel aja jadi pengen ngomong gitu karena dokter nyindir saya tadi wkwkwwk)" dan dokternya easily said,"Yauwis nanti tak resepin!" Mehehehe!

Selebihnya sih oke-oke aja. Setelah USG Transvaginal untuk melihat bahwa mulut rahimnya juga normal dan finally dokter bilang semua normal, dr. Enny bilang bahwa yang perlu dilakukan hanyalah berhubungan tepat pada waktunya. Dalam kasus saya yang lagi LDR, dokter bilang bahwa mau nggak mau saat masa subur harus rutin berhubungan sesuai jadwal yang udah diberikan/diajarkan. Lalu disuruh kontrol sekali lagi waktu mendekati masa subur bulan berikutnya untuk melihat apakah sel telurnya udah matang apa belum supaya meningkatkan chance punya anak di bulan berikutnya.

Tapi, dari sini saya mulai mikir bahwa, mungkin sudah waktunya saya berhenti konsul ke dr. Enny. Bukan karena disindir yaa, hehehe. Tapi lebih kepada hasil yang saya dapatkan selama ini normal-normal aja, sehingga yang dibutuhkan adalah usaha yang lebih maksimal. Tentu aja dengan LDR sama suami begini, yang ketemunya bahkan nggak lebih dari 24jam dalam seminggu, tentu aja kurang bisa maksimal. 

Jadi, ini adalah terakhir kalinya saya kontrol di dr. Enny Pamuji perihal promil. Selanjutnya, saya mungkin akan lebih banyak ikhtiar dan berdoa, karena balik lagi, punya anak kan tergantung izinnya sama yang punya kehidupan kan gaees! Mau jungkir balik sampe encer kalo belum waktunya dikasih, senormal apapun kondisinya, yaa tetep nggak bakal dikasih.

So far, sampe terakhir kali kontrol di dr. Enny, dokternya cukup baik. Nggak enaknya cuma di parkirnya yang mahal dan nunggunya yang kelamaan bisa 2-3jam sendiri. Selebihnya nyaman, dokternya baik, penjelasannya sangat jelas dan sangat membantu saya yang sangat awam di dunia kandungan ini. Thank youu, dok!

Jadi yang saya lakukan saat ini tetep mematuhi saran dari dokter Enny, yaitu:
1. Olahraga teratur. Minimal 10 menit. Biasanya saya pakai aplikasi fitness untuk wanita yang ada di handphone.
2. Mandi pake sabun biasa/bukan sabun antiseptic macam lefboy. Tapi sesekali tetep saya basuh V pake sabun ya. Karena risih kalo enggak kan gaes (meskipun nggak boleh sama dokter).
3. Pakai pembalut biasa tanpa mint/daun sirih.
4. Makan makanan matang. Daging panggang sesekali aja, paling sering 2 minggu sekali.
5. Sperma suami tetep dikeluarkan 3hari sebelum berhubungan (karena masih LDR) supaya kualitasnya baik.
6. Minum asam folat (saya pakai folavit) dan kadang-kadang minum hydromamma (karena rasanya enak).


Biaya yang dikeluarkan:
Tes HSG: 1.000.000
Konsultasi dr. Enny: 75.000
Biaya Lain-lain (entah apa, sepertinya kondom untuk USG): 26.000
Obat-obatan (Folavit 400mg 20tablet): 24.000
TOTAL: 1.125.000



0 komentar