Promil Part 9: Analisis Sperma (Teratozoospermia)

Seperti bulan-bulan sebelumnya, di bulan ini saya belum juga dikasih amanah buat bisa hamil dan punya anak. Tapi, di luar kebiasaan, bulan ini haid saya maju seminggu. Padahal biasanya mundur terus karena siklus saya memang panjang. Karena super dadakan (haid di hari Minggu), sepertinya nggak bakal keburu kalo harus nunggu praktek dokter Hasto di hari Sabtunya. Akhirnya saya memutuskan untuk kontrol dengan dokter lain di Sadewa IVF Center, dengan asumsi bisa melanjutkan program hamil saya sebelumnya.

Saya memilih untuk kontrol dengan dokter Agung di hari Senin. Seperti biasa, saya melakukan pendaftaran online dan dapat antrian 16. Di hari H, saat saya ke bagian pendaftaran, baru saya tau bahwa ternyata, meskipun tempatnya sama-sama di Sadewa, tapi jika ganti dokter itu tetap harus mengulang dari awal. Huft. Yasudah karena udah terlanjur, akhirnya saya mengiyakan. Wawancara awal diulang kembali (pertanyaan-pertanyaan awal seperti LDR atau tidak, suami merokok atau tidak, sudah promil di mana saja, dll). Pertanyaannya jauh lebih detail dibanding saat dulu mau kontrol dengan dokter Hasto. 

Setelah menunggu antrian yang cukup lama, akhirnya tiba giliran saya untuk masuk ke ruangan. Dokter Agung baca-baca record promil saya cukup lama. Beliau bertanya apakah saya mau pindah promil dengan beliau atau mau balik ke dokter Hasto, karena metodenya agak berbeda. Dan benar saja. Saya, dalam keadaan haid, disuruh melakukan USG Transvaginal. Benar-benar nggak nyaman, plus agak sakit juga. Tapi, sepertinya dokter dan asistennya udah biasa, karena si asisten cerita kalo dokter Agung pasti akan sering-sering USG meskipun sedang haid. Dokternya sendiri cukup lama melakukan USG dan banyak sekali detail-detail yang dinotice oleh dokter Agung. Beliau tidak mau meresepkan apa-apa karena masih mau lihat perkembangan sel telur saya tanpa obat. Malah, si dokter berkata kalau suami saya sebaiknya kembali melakukan analisis sperma karena hasil analisis yang terakhir sudah cukup lama. Sebaiknya diperbarui karena banyak hal yang bisa mempengaruhi kualitas sel sperma dalam waktu dua tahun terakhir. Overall, dokter Agung ini adalah dokter yang sangat-sangat detail dan komunikatif. Penjelasannya cukup baik dan banyak.

Akhirnya suami saya dijadwalkan tes analisis sperma di hari Sabtu pukul 08.00 di bagian Andrologi, Sadewa IVF Center. Kami datang tepat pukul 08.00 dan masih sangat sepi. Setelah selesai di bagian pendaftaran, kamipun naik ke bagian Andrologi. Ruangannya sangat dingin, dan kami wajib berganti alas kaki (memakai sandal khusus milik Sadewa). Nggak lama, bagian resepsionis keluar dan mulai menginfokan detail-detail yang harus dilakukan. Berbeda dengan lab sebelumnya di mana suami boleh analisis sperma dengan cara berhubungan seks, di sini suami hanya boleh melakukannya dengan cara masturbasi. Selebihnya sih sama aja.

Kami masuk ke ruangan yang cukup sempit, hanya ada sofa dan meja kecil berisi tisu, pulpen, jam, dan kotak untuk meletakkan wadah sperma. Ada TV yang isinya beberapa BF yang (mungkin) bisa membantu para suami yang mau analisis sperma. Setelah beberapa waktu, akhirnya kami selesai. Wadah sperma langsung ditutup rapat dan ditulis waktu sperma dikeluarkan (tepat sampai menitnya). Setelah itu selesai. Turun ke bagian pendaftaran dan membayar di kasir. Hasil akan selesai di sore/malam hari.

Karena kami nggak sempat ke sana lagi, akhirnya kami WA bagian Androloginya untuk dikirimkan hasil scannya. Ternyata, setelah baca-baca hasilnya, suami saya mengalami teratozoospermia, di mana sel sperma normal hanya 1% dan sisanya abnormal. Rasanya semua runtuh dan perasaan langsung nggak kebayang lagi sedihnya. Baru kemaren kami seneng karena sel telur saya udah bisa berukuran normal, eh ternyata suami malah kena teratozoospermia. Astaghfirullah :(

Tapi, insya Allah, kami nggak akan nyerah. Suami teratozoospermia dan saya PCO. Insya Allah kami akan menghadapinya dengan ikhlas (meskipun rasanya hari ini masih belum ikhlas). Bismillah, pelan-pelan kami akan jalani ini. Terhitung sejak kami menerima hasil lab suami, kami langsung ngubah total gaya hidup. Mulai makan sayur dan buah, olahraga tiap hari (yoga, suami ditambah kardio), pokoknya kami mulai berpikir positif. Suami sih yakin suatu saat bakal normal lagi, karena dulunya pernah normal. Saya juga yakin pasti suatu saat bisa hamil, entah kapan bakal dikasihnya. Tapi, mudah-mudahan Allah kasih kelapangan hati yang ekstra buat saya dan suami saya. Semoga saya bisa segera ikhlas dalam menerima cobaan ini. Semoga Allah segera kasih hasil yang baik buat kami. Semoga semoga semoga suatu saat, Allah akan meridhoi kami untuk memiliki seorang anak yang terlahir dari rahim saya.



Yuk, pegangan tangan lebih erat! Bismillah...


Biaya yang dikeluarkan:
Konsultasi dokter Agung: 200.000-210.000 (lupa persisnya)
Analisis Sperma: 175.000



0 komentar