Kopi dan Cokelat

sudah lama sekali saya tidak minum kopi dan cokelat. sudah hampir dua tahun ini porsi minum kopi atau cokelat saya berkurang drastis. untuk meneguk secangkir kopi, bisa cuma seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali. padahal, dulu saya bisa tiap hari bikin secangkir kopi, atau cokelat panas. kopi hitam dengan satu sendok makan krimer. atau secangkir cokelat panas dari satu sachet cadburry. mantap sekali (pada saat itu). entah apa yang membuat saya kehilangan selera untuk ngopi. tapi yang jelas sudah dua tahun ini saya kurang menikmati secangkir kopi hingga membuat frekuensi ngopi saya turun drastis. bisa jadi alasannya karena ingin kehidupan yang lebih sehat. seingat saya sejak dua tahun lalu saya ingin sekali menerapkan pola hidup sehat. makan bergizi, banyak minum air putih, tidur teratur dan tidak begadang lagi. sejauh ini saya hanya berhasil menerapkan dibagian air putih dan tidur cukup. saat itu, saya berusaha menghabiskan sebotol air putih dipagi hari. the most effective way to get at least 2littre of water a day. saya juga berhasil untuk tidur selama 8jam sehari. berhasil untuk bangun pagi setiap hari. saya sangat menyukai sunrise. saya menyukai matahari di pagi hari. i really love that, dan selama ini saya berusaha untuk menikmati suasana pagi hari tersebut (biasanya sambil ngopi, tapi karena lagi proses berhenti, jadiii yaa kurang dapet ya feelnya).

kembali lagi soal kopi. dua tahun mengurangi porsi kopi secara drastis, ternyata nggak sepenuhnya menghilangkan selera saya sama kopi, apapun itu jenisnya. selama ini, saya masih punya stok kopi, cappuccino, dan krimer dirumah. hanya aja porsinya yang berkurang drastis membuat saya jarang menyentuh mereka. saat saya PKL kemaren, saya ingat ada salah satu pegawai di kantor yang suka sekali membuat kopi. biasanya dia membuat cappuccino atau white coffee atau sejenisnya (but honestly saya nggak terlalu suka white coffee). saat dia menyeduh kopinya, hmmm aromanya itu lohh.. bikin selera saya ngopi saya naik lagi. beberapa hari menahan aroma kopi yang menggoda iman itu, akhirnya saya nyerah juga. dan akhirnya saya ikutan menyeduh kopi juga deh. as long as i dont have it every single day, saya pikir pola hidup sehat saya masih bisa tetep berjalan juga kok  (hehehehe dasar labil!).

ngomong-ngomong soal kopi. saya suka sekali kopi hitam. espresso. dan yang sedikit aneh (tapi wajar aja sih menurut saya), saya benci ampas kopi. jadi saya biasa menyeduh kopinya dengan sangat panas, setelah itu saya biarkan beberapa saat sampai ampasnya luruh dan mengendap dicangkir, baru deh saya bisa menikmati secangkir kopi tanpa ampas. kadang saya tambah krimer juga sih. selain kopi hitam, saya juga suka sekali sama cappuccino.

Berbeda dengan kopi yang saya sukai karena aroma dan rasanya yang klop, saya merasakan sensasi yang berbeda saat saya menikmati secangkir cokelat. bukan cokelat makanan yang batang seperti itu. I mean a cup of hot chocolate. cokelat yang cair, yang berbentuk minuman, dibuat agak kental dan panas, saat diminum seperti melting di lidah. wuiihh sedapp!! Ada satu sensasi yang menenangkan saat saya mulai meneguk cokelat panas. Berbeda dengan kopi yang lebih sering saya minum saat hujan atau sekedar untuk opening di pagi hari, saya lebih suka menikmati cokelat panas saat sedang butuh ketenangan. get some problems, bored, or something else, saya langsung menuju cafe untuk order cokelat. saat sensasi meleleh ditenggorokan mulai terasa, saat itu pula saya merasa lebih tenang. yahh, mungkin itu semua cuma sugesti, but trust me, it really works! jika ada yang tanya sama saya, lebih suka mana kopi atau cokelat? saya akan jawab saya lebih suka cokelat. kopi hanya sekedar kopi. tidak seperti cokelat yang membuat saya tersugesti dan merasakan sensasi yang menenangkan.

mungkin saya tidak bisa disebut dengan coffee addicted. tidak. karena saat itu porsi minum kopi saya hanya sebatas secangkir sehari. bahkan mungkin bisa juga kurang dari itu. karena saya hanyalah sebatas penyuka kopi. bukan pencinta kopi. yahh saya masih bisa membedakan mana espresso, latte, cappuccino, dan moka, tapi saya hanya sebatas penikmat dalam frekuensi yang masih wajar. tidak kecanduan. jika tidak minum kopi pun saya tidak akan nagih. bahkan saya masih mau memilih beverages yang lain, tidak melulu harus kopi (atau cokelat). yah, meskipun saat ini saya mulai menaikkan porsi saya dalam meneguk kopi sih. namanya udah suka. nggak ada salahnya kan? cheers!

Note: menikmati secangkir kopi di teras rumah saat pagi hari disaat matahari baru aja naik.
atau menikmati secangkir cokelat sambil duduk di sofa dan menonton film.
mana yang lebih mantap? both of those, i think


0 komentar