Dulu aku memandangnya seperti satu rasa yang tak berujung. Melihat satu nyawa yang menyatu dalam raga yang tak pernah bisa lepas dari buah pikiranku. Bahkan aku pun tak tau, mengapa tahun demi tahun berlalu tanpa aku bisa melepaskan bayangan itu. Waktu berlalu silih berganti, berdiam dan lalu menggumamkan namanya dalam ruang rinduku.
Dulu dia adalah orang yang sangat berarti di hidupku. Sebentar saja rasa itu terjalin, namun jejaknya selalu ada di hati. Anehnya, hal itu hanya terjadi ketika aku sedang sendiri. Dan perihnya, dia selalu ada, biar pun hanya melipur laraku saja. Ada kalanya dia ingin kembali. Ada kalanya aku yang ingin dia kembali. Namun entah kenapa, hal itu tak pernah terjadi.
Pada akhirnya aku sanggup menegakkan hati. Berlalu pergi sambil mengapungkan jejak yang tak pernah menepi. Juga melepaskannya pergi mengarungi hidupnya sendiri. Aku tak pernah lupa perasaan itu, namun aku berhasil melihatnya dengan cara yang berbeda. Kini aku memandangnya tak lebih dari seorang sahabat lama yang akan terus aku doakan untuk kebahagiaannya. Tak ada lagi yang tersisa dalam jejak itu, namun aku selalu ingat bahwa pernah ada hati yang tulus mencintai tanpa mengharap kembali.
Belasan tahun berlalu sejak rasa itu pertama kali terpatri. Hidup kami akhirnya melaju tanpa saling tersentuh lagi. Dan hari ini, aku melihatnya lagi. Membuka memori usang yang mengisi sepertiga usia kami. Namun, kali ini aku tak lagi melarutkan diri dalam nostalgi. Dan anehnya, aku sungguh bisa melihatnya sebagai rasa yang ternyata ada ujungnya. Tanpa ada rasa perih maupun rindu yang menyeruak dalam jiwa. Tak ada lagi rasa cinta yang terbesit di sudut hati. Rupanya, kisah kami sudah selesai tepat saat kami berjanji tak akan lagi saling mencari. Atau mungkin sudah selesai saat aku berhasil mengungkapkan semua yang ada di hati.
Dear you..
Terima kasih atas segala rasa yang pernah terjadi. Tak ada yang perlu disesali, selagi itu adalah garis yang harus kita jalani. Ujung rasa ini sudah kita temui. Aku akan selalu ingat, biarpun rasa ini sudah berbeda. Aku pun bahagia melihat hidupmu yang penuh dengan cinta dan suka cita. Aku bahagia melihatmu tersenyum mesra dengannya yang selalu menjadi yang terbaik untukmu. Tak ada rasa marah. Tak ada rasa kecewa. Tak ada rasa sesal di hati atas apa yang terjadi maupun tidak terjadi.
Semoga tulisan ini menjadi bukti bahwa cinta tak berujung ternyata juga bisa berakhir. Dan, semoga tak ada lagi orang lain yang terluka saat membaca tulisanku ini. Karena memang seharusnya, tak ada lagi yang terluka. She deserves to be happy with you :) Tulisan ini hanya sebatas kenangan yang ku titipkan di sini tanpa perlu mengorek rasa yang pernah ada. Rasa yang kini sudah kedaluarsa.
God is great. Dia Maha membolak balikkan hati. Aku tak menyangka, hati yang dulunya menyimpan jejak yang tak bisa hilang, ternyata bisa Dia sapu dalam sekejap.
I've moved forward. Nggak ada lagi rasa di masa lalu yang masih tersisa dalam hati.
Dear past,
Thank you.
And...
Dear present and future,
i love you :)
Tulus dari hati,
0 komentar