Promil Part 12: Nyobain Akupuntur sambil Terapi Obat Hormon Suami

Lama banget ya enggak ngupdate tentang perjalanan promil. Sejujurnya, menjalani promil ini kadang begitu bersemangat, tapi kadang malas-malasan. Yah, namanya juga manusia, bisa ngerasa capek dan lelah, apalagi kaitannya dengan keturunan yang kita sama sekali nggak punya kendali dan kuasa atas itu. Semuanya murni dari Tuhan. Jadi, buat pasangan-pasangan yang lagi ngejalanin program hamil, tetep semangat ya! Insya Allah, nanti akan dikasih yang terbaik, selama kita terus berusaha :)

Setelah perjalanan promil yang terakhir, di mana suami dikasih obat supaya hormonnya lebih normal. Dua bulan penuh terapi obat hormon. Kami nggak ke dokter sama sekali sampe di akhir April 2022. Selama masa terapi hormon, kami sempat nyobain akupuntur di bulan Maret. Baru sekali doang sih. Pengennya nyobain lagi, tapi mungkin nanti pindah tempat dan nanti aja setelah lebaran gitu.

Kami nyobain akupuntur karena (mungkin) udah agak putus asa sama obat-obatan hormon. Setelah banyak baca-baca, akhirnya kami nyobain akupuntur di sebuah klinik di Jogja. Kami booking tanggal dan jamnya via WA, lalu ke sana saat waktu yang ditentukan. Dokternya cukup ramah dan komunikatif. Kami banyak ditanya, lalu dia juga ngebaca semua hasil analisis kami. Setelah ngasih penjelasan panjang lebar, dokternya ngasih tau bahwa akupunktur program hamil harus dilakukan setiap 3 hari sekali. Maksimal banget itu 5 hari sekali. Harus rutin kayak gitu sampe sebanyak 12 kali. Kalo lewat dari 5 hari gimana? Ya, ngulang lagi dari awal. Misalnya, kita sudah rutin akupuntur sebanyak 4 kali berturut-turut. Di akupunktur yang ke 5, ternyata jeda waktunya lebih dari 5 hari. Maka perhitungan akupunturnya ngulang lagi dari hitungan pertama (akupunktur yang 4x sebelumnya nggak bisa dihitung lagi).

Kami pun nyobain akupuntur. Beberapa titik di tubuh (perut, pangkal paha, mata kaki, dan tangan) dipasang jarum. Nggak sakit kok, tenang aja. Bahkan saya yang takut jarum pun nggak ngerasa sakit (asal jangan dilihatin pas proses dipasangnya ya). Setelah semua jarum terpasang, jarumnya dihubungkan pakai kabel lalu kami disetrum ringan. Rasanya berkedut-kedut gitu. Prosesnya selama 20 menit. Setelah itu, udah deh. Jarumnya dicabut dan proses akupunturnya selesai. Waktu itu, kami hitung-hitung waktunya, kalo 12 kali terapi akupuntur dengan jeda waktu 3 hari, kan berarti nabrak waktu mudik lebaran. Jadi kita mutusin untuk nyoba akupunturnya setelah lebaran aja. Well, nanti kita lihat apakah saya akan lanjut akupuntur atau enggak.

***

Balik lagi ke program hamil di dokter yahh. Karena kami mau mudik lebaran, akhirnya kami memutuskan untuk analisis sperma setelah lebaran aja. Sekalian kontrol dengan dokter Seso, karena kalo mantau di instagramnya sih, beliau baru buka konsultasi di tanggal 7 Mei 2022. Jadi, kami mendaftar analisis sperma di tanggal 7 pagi, lalu daftar konsultasi dokter Seso di sore harinya.

Tanggal 7 Mei 2022. Pagi hari kami ke Sadewa IVF Center untuk analisis sperma. Prosesnya nggak usah diceritain lagi ya. Setelah selesai, kami turun ke bawah untuk bayar di kasir. Nah, ketika lagi bayar, saya baru inget kalo dokter Hasto juga praktek pagi ini. Lalu saya daftar dan ternyata masih bisa. Oke deh, akhirnya sekalian saya kontrol dokter Hasto meskipun (kayaknya) udah lewat banget masa subur.

Dan bener, ketika di USG TransV sama dokter Hasto, sel telurnya udah nggak ada. Tinggal bakal calon sel telur yang masih terlihat kecil-kecil di indung telur. Well OK, berarti harus nunggu sampe masa haid selanjutnya. Dokter Hasto meresepkan obat hormon yang seperti biasanya, yang nanti harus diminum ketika haid hari ke dua. Karena masih lama, jadi saya beli obatnya nanti-nanti aja mepet waktunya haid. 

Sorenya kami langsung kontrol dokter Seso. Seperti biasa, dokter baca hasil analisis sperma. Hasilnya masih tetep sama: Teratozoospermia dengan morfologi normal hanya 2%. Lagi-lagi, dokter Seso tidak mengkhawatirkan itu, karena konsentrasi spermanya masih cukup tinggi. Yang dikhawatirkan dokter Seso justru leukositosisnya, karena hasil leukosit suami terhitung tinggi, menandakan ada infeksi/radang pada tubuh. Dugaan dokter Seso masih sama, yaitu di varikokelnya. Lalu, setelah penjelasan panjang, dokter Seso menanyakan apakah mau dicoba alami, atau mau langsung inseminasi. Berhubung kami sudah diskusi dulu sebelum konsul, jadi kami bilang ke dokternya kalo kami mau nyoba hamil alami dulu. Dokternya setuju, dan suami dikasih obat untuk menekan infeksi Profilas (diminum sehari satu kali selama sebulan dan vitamin Zeman SX (diminum 2tablet sehari selama sebulan). Nanti obatnya bisa dibeli lagi setelah habis (Tapi, untuk profilasnya ngga tau ya, coba nanti kalo udah mau abis nanya dulu ke dokternya via WA). Lalu, balik kontrol lagi 3 bulan kemudian, setelah efek masa terapinya habis. 

Di kasir, saya sekalian nanya biaya inseminasi buatan. Biaya inseminasi buatan di Sadewa IVF Center adalah 5-5.5juta. Itu hanya biaya inseminasinya saja. Untuk biaya-biaya konsultasi, obat-obatan, cek hormon, dan segala persiapan sebelum inseminasi diperkirakan sekitar 3-5juta (tergantung hasil hormon dan obat-obatan yang diresepkan). Jadi totalnya sebesar 8-10.5jutaan. 

Yuk lebih semangat lagi, yuk! Semoga dalam 3 bulan ini bisa hamil :)


Biaya yang dikeluarkan:
Akupuntur: 200.000 (buat berdua)
Jarum Akupuntur+Tabung Steril: 76.000 (berdua, bisa dipakai 2-3x)
Sterilisasi Tempat Akupuntur: 10.000 (berdua)
Analisis Sperma: 175.000
Konsultasi dr Hasto, SPOG: seikhlasnya
Konsultasi dr Seso, Sp. And: 200.000
Administrasi IVF Center: 15.000
Profilas 30 tablet: 125.000 (beli di apotek)
Zeman SX 60 tablet: 430.000 (beli di online shop)



0 komentar