[Finally] I meet Dee Lestari!

Akhirnya.

Setelah beberapa kali gigit jari gara-gara selalu ketinggalan info, kali ini saya berhasil ikutan talk show bareng Dee Lestari! Wohoo!!

Setelah memenuhi janji di blog saya sebelumnya, bahwa saya akan membeli semua novel Dee Lestari [tidak hanya download e-booknya saja], keinginan saya untuk memiliki buku dengan tanda tangan Mbak Dee [iya, akhirnya udah tau sopan santun dengan menggunakan kata 'Mbak' di depan nama Dee] makin kuat. Namun apa daya, sebagai penggemar karbitan karena jarang online, jadinya saya selalu ketinggalan informasi kalau ada talk show, workshop, atau book signing. Sumprit, gigit jari beneran, deh! Nyesel abis karena selalu ketinggalan info.

Kebetulan, nggak lama setelah itu, novel terbaru Mbak Dee terbit. Setelah lama dilanda sindrom gemes dan nggak sabar nunggu lanjutan dari Partikel, akhirnya Gelombang akan diterbitkan. Saya sudah bersiap menandai tanggal terbitnya Gelombang di toko buku. Namun, suatu ketika, Dee Lestari mengupload satu foto yang membuat saya tergiur.
source: @deelestari


Jadi lah saya beli Gelombang secara online. Rela banget nunggu bukunya dateng sampe H+1 karena pengen dapet edisi khusus bertanda tangan dan bernomor seri. Sampe pada akhirnya Gelombang datang juga. Ihey! Senangnya! Nggak sabar pengen baca ... Lohhh? Tapi kok nggak ada tanda tangannya? Nomor serinya pun tak ada. Oh my God! Seketika mood saya langsung memburuk. Buat apa rela-rela nunggu sampe H+1 kalo nggak ada tanda tangan dan nomor seri? Mendingan saya ke toko buku, nggak usah pake ongkos kirim segala. Huh! Sabar-sabar-sabar ..

Dengan mood jelek seperti itu, saya nggak mungkin baca Gelombang, apa lagi lanjut bikin skripsi. Ugh! Namun pada akhirnya, karena nggak tahan, saya baca juga itu Gelombang. Dan, seperti biasa, Mbak Dee langsung menyihir saya. Selama lima jam lebih saya baca dan saya langsung madly in love with Alfa! Ya ampun, Mbak! Kenapa sih Mbak Dee hobi banget bikin saya naksir sama tokoh-tokoh di Supernova? Kemaren saya naksir Mpret, sekarang jadi naksir Alfa. Duh, kak.. Ampun laah!

Nggak lama setelah Gelombang terbit, Dee Lestari mulai mengadakan tur book signing. Dan seperti biasa, I heard it lately. Tapi nggak telat-telat amat kok. Saya baca di twitter @adDEEction bahwa Dee Lestari akan mengadakan talk show dan book signing di Jogja. Horeeee! Akhirnya! Saya langsung sms contact person di situ dan pesan tiket talk show dan book signing. Dengan penuh harapan besar yang menggebu-gebu, saya menunggu balasan dari panitianya .. Dan, apa yang terjadi?

Good. Bagus banget, yah. 

Mood seketika langsung jelek. Buat apa ikutan talk show kalo nggak bisa sekalian book signing? Mendingan ikutan book signing di Mizan, karena kebetulan juga Mizan mengadakan acara book signing by Dee Lestari di hari yang sama. Dan, sepertinya acara itu gratis.

Tapi, dengan berbesar hati, saya pun pasrah dan ikhlas ada di deretan waiting list. Oke lah, nggak papa. Walau pun kemungkinannya kecil banget, tapi tetep optimis. Daaaaaan, Tuhan sungguh baik! Akhirnya, saya di sms sama panitianya, saya dapat kursi book signing dan disuruh menyelesaikan pembayaran secepatnya.

Ugh! Rasanya tuh.. Kea.. Kea apa ya?
Kea kamu ngefans banget sama orang dan kamu bisa KETEMU dia!!

Yihaaa!!

Pada akhirnya, saya dan teman saya berangkat ke lokasi. Berangkatnya setengah jam sebelum open gate. Sengaja, siapa tau bisa duduk paling depan. Alhamdulillah banget, sampai sana masih belum terlalu rame. Alhasil, kami bisa dapet tempat nomor dua dari depan. Asiik!

Tepat jam 9.00, Dee Lestari nongol di pintu. Sumpah, spechless. Gimana sih ya, rasanya? Seneng banget kan pasti, sampe nggak bisa ngomong apa-apa. The real Dee Lestari di depan saya tanpa halangan suatu apa pun, kecuali kursi di depan saya. Nggak bisa dijabarin pake kata-kata. Saya hanya punya sedikit sekali penulis favorit, salah satunya Dee Lestari, dan nggak nyangka saya bisa ketemu. Bisa bertatapan langsung, bahkan sesekali Mbak Dee melempar pandangan ke saya. Oh My God! This is the real Dee Lestari. Dee Lestari yang cantik. Dee Lestari yang sederhana. Dee Lestari yang cerdas. Dee Lestari yang luar biasa.

Mbak Dee banyak bicara tentang menulis. Dia memotivasi kami semua, dengan ceritanya yang sangat keren, supaya kami tergerak untuk melakukan hal yang lebih baik. Dia memotivasi kami agar tidak takut gagal. Terlepas dari keinginan saya yang hanya ingin foto bareng dan minta tanda tangan, saya memetik satu pelajaran berharga yang membuat saya tidak menyesali keberadaan saya di sana. Bahwa kita memang manusia biasa, punya perasaan. Namun tidak selamanya perasaan itu menyetir logika. Jika perasaan sedang buruk, harus kah segala sesuatunya ikut memburuk? Dee Lestari tidak hanya membuka mata saya tentang menulis, yang merupakan cita-cita saya sejak kecil, namun juga membuka mata hati dan pikiran saya mengenai pandangan tentang hidup. Meskipun yang dia ucapkan ditekankan pada dunia menulis, namun saya bisa melihatnya dari sudut pandang yang lain, tidak hanya melulu di dunia menulis. 

Sepanjang acara, saya mencoba melihat sisi lain dari seorang Dee Lestari. Mbak Dee, yang selama ini saya anggap memiliki sifat seperti kebanyakan public figure, ternyata dia seorang yang sangat ramah dan berhati halus. Yah, walaupun saya tidak mengenalnya, tetapi yang saya tau, dia sanggup menempatkan diri. Saat giliran saya mendapat kesempatan book signing, saya sempat mengobrol sebentar dengan Mbak Dee. Dia memang wanita luar biasa. Saya, sebagai fans sejati [dan bukan fans karbitan], merasa bahwa saya sama sekali tidak salah jika mengidolakan seorang Dee Lestari.

Dan saya seharusnya merasa rugi jika tidak mengikuti talk show ini. Kesempatan ini. Kesempatan yang begitu berharga. Plus, bonus book signing dan foto bareng.
All books have been signed!





Foto bareng, book signing, cipika-cipiki  


Ciaoo!

0 komentar