Makan Seafood di Pantai Baru, Bantul, DI Yogyakarta

Setiap ada tanggal merah di kalender, apalagi di pertengahan hari, saya selalu bahagia. Rasanya, seminggu itu jadi nggak terlalu berasa kerjanya, karena kan baru dua hari kerja udah libur, besokannya dua hari kerja terus libur lagi. Hehehe. Meskipun seringnya, sih, nggak ke mana-mana juga. Kadang cuma di rumah aja, gegulingan sambil nonton series. Kadang cuma ngikutin cerita di aplikasi "Choices". Ya gitu deh. Makanya, waktu Vido ngajakin main di hari libur kemaren, rasanya langsung bersemangat banget.

Nah, tapi sayangnya, kita bingung mau ke mana. Setelah perdebatan panjang akibat beda pendapat mulu mau pergi ke mana, akhirnya kami sepakat buat ke Pantai Baru. Sekalian, temen-temennya Vido juga pengen makan seafood di sana. Bhaiqlah. Saya mengiyakan. Kamipun cus ke Pantai Baru. Hehehe.


Perjalanan makan waktu cukup lama, karena kami jemput temen-temennya Vido dulu di Godean Barat (sementara rumah kami di Banguntapan). Setelah itu baru kami jalan ke selatan, ke arah Pantai Baru. Kami berangkatnya tengah hari, supaya bisa sampe di Pantai ketika matahari udah agak redup. Karena udah keburu lapar, saya sempetin beli makanan dulu buat dimakan di jalan. Perjalanan hampir dua jam, bo! Laper juga, kan, eyke. Hehehe.

Pantai Baru adalah salah satu pantai yang terletak di kawasan Bantul paling barat. Sudah mepet-mepet ke perbatasan Kulonprogo, deh, pokoknya. Ada beberapa pantai yang berjajar di sana, seperti Pantai Kuwaru, Pandansimo, Samas, Segoro Kidul, dan masih banyak lagi pantai-pantai lainnya. Berbeda dengan Pantai yang berada di Gunungkidul yang berpasir putih kekuningan, banyak karang, dan airnya relatif lebih bening, di Pantai Bantul ini pasirnya cokelat kehitaman, letak pantai dan pesisirnya cukup curam, dan airnya nggak sebening yang di Gunungkidul. Di Pantai Bantul juga nggak ada karangnya, tapi ombaknya lumayan kencang dibanding yang di Gunungkidul. Poin plusnya adalah, di Pantai Bantul banyak menyediakan warung-warung seafood dengan harga yang masih relatif terjangkau. Juga, ada pasar ikan segar (tapi kayaknya cuma buka di pagi hari aja).




Kami sampai di Pantai Baru sekitar jam 3 sore. Tiket masuk ke pantai sebesar 10ribu per orang (Biaya per Agustus 2022, belum termasuk biaya parkir). Kami disambut dengan angin yang super kencang. Suasana di Pantai cukup ramai, tapi nggak sampai penuh. Cukup banyak orang mandi di pantai, ada yang berkeliling pakai ATV (disewakan di sana), ada juga yang main layangan atau sekedar duduk di ayunan sambil selfie. Ada beberapa dudukan dari kayu yang bisa dipakai untuk duduk tanpa khawatir terkena ombak (buat yang nggak pengen basah-basahan bisa di sini aja). Beberapa orang terlihat lagi makan seafood di warung-warung yang berjejer rapi di atas. Kami memutuskan untuk duduk di tepian pantai, sambil sesekali berfoto dan menikmati angin kencang yang cukup mengguncang jilbab. Hehehhe.

jalanan masuk ke Pantai Baru


perahu di pesisir pantai


Setelah sekian lama duduk-duduk di tepi pantai, kami memutuskan untuk makan di salah satu warung seafood di sana. Kami (berempat) pesan cumi dan udang, masing-masing setengah kilo dan dimasak asam pedas, lalu pesan ikan bakar baracuda untuk bertiga, dan ikan bakar cakalang untuk satu orang (karena dia nggak mau baracuda). Ternyata, masaknya lama banget, hiks. Udah gitu, saat disajikan, ternyata ikan baracudanya kosong, dan penjualnya ganti jadi ikan samanganti tanpa konfirmasi dulu. Huft, sebel.

Berhubung udah lapar, kami langsung nyikat semua makanan yang ada di meja. Anginnya masih kencang banget dan pasirnya bertiup ke arah kami. Lumayan mengganggu karena mata jadi sering kelilipan. Meja juga jadi kotor karena kena serpihan pasir. Kami buru-buru makan mumpung masih fresh dan takut makanannya kena tiupan angin pasir juga. Rasanya ENAK! Meskipun udangnya banyak ranjau (sereh dan jahe yang kadang suka ikutan terkunyah), tapi makanannya semua enak! Termasuk ikan samanganti-nya juga enak!! Sebelnya jadi hilang, deh. Dan, untuk makan berempat, kami cuma habis 185rb aja. Lumayan murah kan?

Kami selesai makan saat hari sudah mulai menjelang petang. Kami sempatkan ke pantai satu kali lagi sebelum pulang. Menghirup angin pantai yang semakin semribit. Tapi ada kelegaan karena akhirnya saya main ke pantai juga setelah sekian tahun nggak ke pantai. Meskipun nggak celup-celup di air, tapi lumayan terobati rasa kangennya karena bisa menghirup udara pantai dan denger suara ombak. Semoga bisa sering-sering ke pantai lagi, ya. Hehehe aamiin.

kayu tempat duduk sekaligus pembatas pantai (pantainya agak turun ke bawah)

Sebelum dan sesudah sunset. Yang kiri masih terang benderang. Yang kanan sudah lewat sunset.




See you at my another journey!



0 komentar