Belum Dikasih Hamil Sama Allah

Saya adalah perempuan berusia 30 tahun yang sudah menikah selama 4,5 tahun dan belum dikaruniai anak. Sudah beberapa cara dicoba supaya saya bisa segera hamil, mulai dari program ke dokter, akupunktur, pijat ke tukang pijat khusus promil, minum beraneka macam jamu herbal, vitamin, dan lain sebagainya. Namun hasilnya masih nihil. Kesempatan untuk hamil belum juga saya dapatkan. Ada-ada aja masalah yang muncul. Awalnya saya PCO ringan, lalu ketika saya berhasil ovulasi dengan baik selama beberapa periode, eh justru malah suami saya yang teratozoospermia dan leukositosis. Teratonya sih, kata dokter, nggak terlalu signifikan. Justru yang agak menghambat itu di leukositosisnya. Huft. Saya jadi sedih.. Dulu pas suami saya normal, malah saya yang PCO. Giliran saya sudah mulai normal, malah suami yang jadi nggak normal. Kayak nggak udah-udah. Ada aja terus masalahnya.

Sementara waktu terus bergulir. Sudah lebih dari empat tahun saya menikah. Usia makin tua. Memiliki anak menjadi sesuatu hal yang riskan dan sulit. Kadang, di titik tertentu, saya menyesal pernah sombong ke Tuhan. Dulu, waktu awal menikah, saya gembar-gembor pengen nunda punya anak dulu, seenggaknya setelah saya diangkat jadi pegawai tetap. Eh, beneran dong dikabulin sama Tuhan, sampe sekarang Dia menunda saya untuk hamil dan punya anak :) Bener-bener pelajaran hidup yang berharga banget, karena kita harus hati-hati sama ucapan kita. Terlebih, ini hubungannya dengan sesuatu di luar kuasa kita. Cuma Tuhan yang bisa menitipkan satu nyawa pada seorang Ibu. Dan, akibat kesombongan saya yang luar biasa, akhirnya Tuhan belum ridho menitipkan anak. Maafin, Ya Allah :(

Selain banyak-banyak mohon ampun kepada Allah, saya juga banyak-banyak mohon ampun ke orangtua. Saya jadi sering minta maaf ke Mama. Balik lagi, karena surga saya ada di telapak kaki Mama, jadi mungkin doa Mama bisa lebih nyampe ke Tuhan. Kadang suka curhat ke Mama, sampe sedih kenapa kok cuma aku di keluarga besar yang susah punya anak, sementara yang lain begitu tek langsung dung. Sebenernya, salah satu penunjang kesombongan saya adalah ketika melihat keluarga besar (baik dari sisi saya maupun suami) semuanya gampang hamil. Jadi makin kuat kesombongan saya, Astaghfirullah. Harus minta ampun banyak-banyak, karena kekuasaan hanya milik Allah. Manusia cuma sebutir debu yang nggak bisa apa-apa, selain meminta kepada-Nya.

Beberapa bulan terakhir, saya istirahat total dari program hamil. Saya dan suami cuma rutin minum habbatussauda dan ramuan cinta by muty (karena memang udah terbiasa, selain untuk promil, dia juga bikin badan lebih entengan). Sisanya, saya cuma pasrah. Udah nggak mau lagi buka kalender masa subur, udah nggak mau lagi ke dokter seminggu sekali cuma buat ngecekin sel telur, pokoknya saya istirahat total dari per-promil-an. Belakangan saya lebih sering memohon langsung kepada Allah. Entah kenapa, walaupun belum dikabulin, saya merasa lebih nyaman dan lega. Ada satu kepercayaan tersendiri yang nggak bisa saya jelaskan. Tapi, tetep aja ya, ketika haid datang, seketika hati yang udah tegak bisa jadi patah lagi.

Di balik kebaikan Allah yang kasih kami kelancaran rezeki belakangan ini, kemudahan-kemudahan dalam perencanaan hal rumah tangga yang lain, namun ternyata Allah belum mengabulkan yang satu ini. Justru Allah mengabulkan persis seperti doa saya di empat setengah tahun yang lalu, yaitu minta kelancaran karir dan menunda punya anak. Di satu sisi, saya bersyukur banget bisa tetep kerja sebagaimana mestinya, namun di satu sisi saya masih berharap dikasih anak. Di sini, kesombongan saya hancur lebur dan bertransformasi menjadi pengemis yang selalu mengharap keridhoan Allah untuk memberikan amanah berupa anak yang terlahir dari rahim saya :')

Saya pernah membaca sebuah blog seseorang di mana si suami juga leukositosis, sama seperti suami saya. Si mbaknya juga didiagnosa PCO. Bahkan masalah mereka lebih kompleks, namun mereka berhasil punya 2 anak (tentunya setelah berbagai macam usaha). Dan, yang bikin terharu, mereka bisa punya anak secara alami, meskipun sebelumnya sudah nyobain inseminasi dan terapi sperma. Masya Allah.

Saya jadi teringat Arief Muhammad dan Tiara Pangestika. Mereka berjuang sekitar 3-4tahun untuk mendapatkan anak. Inseminasi gagal, IVF juga gagal. Baru di IVF yang kedua mereka berhasil. Dan yang bikin terkejut banget adalah, beberapa waktu setelah kelahiran anak pertama, Tipang justru dikasih Allah kehamilan anak kedua secara ALAMI. Masya Allah banget kan?

Lalu, hari ini, di tengah kegabutan saya di pagi hari. Saya nonton sebuah konten di Youtube tentang sepasang suami istri yang sudah mengarungi biduk rumah tangga selama 16tahun lebih.  Dulunya, mereka pernah hamil di luar nikah sehingga memaksa mereka untuk menikah dan babak belur menjalani pernikahan di tahun-tahun awal, hingga akhirnya mereka berhasil settled namun tergoncang-goncang lagi di tahun pertengahan. Yang membuat saya tertarik dari konten ini adalah ketika mereka bercerita bahwa mereka berusaha selama tiga tahun untuk mendapatkan anak kedua. Mereka sudah ke dokter dan melakukan apapun supaya bisa punya anak kedua namun gagal, sampai mereka berpikir untuk tidak mungkin memiliki anak lagi. Lalu, setelah 3 tahun, akhirnya sang istri berhasil hamil dan melahirkan. Hal itu membuat saya takjub. Betapa tidak? Tuhan mengingatkan mereka dengan memberikan satu anak yang tidak diharapkan. Dan, ketika mereka mengharapkan anak, justru Tuhan menundanya. Dari situ, saya seperti merasa Tuhan bener-bener Maha Kuasa. Nggak selamanya orang yang gampang hamil bisa segampang itu hamil. Dan belum orang yang susah hamil itu tidak akan pernah merasakan kehamilan. 


Sekarang, saya berada di titik pasrah. Semua perkataan orang, baik yang hanya kepo maupun beneran peduli, selalu saya anggap doa baik. Semua hal selalu saya niatkan dengan baik. Saya percaya satu hal, jika memang kita tidak bisa mendapatkan sesuatu dengan cara duniawi, maka sudah saatnya kita mengejar ridho Allah untuk mengabulkan permintaan kita. Jadi, ya bismillah. Semoga dikasih jalan untuk segera punya anak. Semoga Allah masih mau berkenan untuk memberikan kesempatan untuk saya dan suami dikaruniai anak yang sholeh/sholehah, sehat lahir batin, yang terlahir dari rahim saya. Dan, saya nggak berhenti berharap dan berdoa supaya Tuhan segera mengabulkannya.

Aamiin.


Love,

0 komentar