Arti sebuah lagu

Aku terbangun di suatu pagi yang cerah. Sungguh cerah, sinar matahari menyesaki jendela kamarku begitu indahnya. Namun aku tak bisa secerah sinar itu. Mataku masih sembab karena kejadian semalam. Makin membiru perasaanku karena alunan lagu yang kuputar dari ponselku terus menyuarakan hati. Aku tak bisa beranjak. Sungguh terlalu sakit untuk kurasakan secepat ini.

Kubuka flip ponselku. Kubaca pesan yang dikirimkannya. Berulang-ulang aku pahami maksudnya. Rasa sakit yang semakin menjalar terasa dalam di ulu hati. Bahwa aku tak lagi bisa bersamanya. Tak bisa lagi menggapai mimpi yang selalu aku banggakan bersamanya. Kini aku sendiri. Meratap sepi tanpa ada dia disini. Dia telah melepaskan hatiku dari hatinya, mencari apa yang lebih baik yang bisa dia temukan dalam sekejap. Dan aku disini menangis, merasa dipermainkan. Merasa tersudut, karena sungguh cepat dia pergi meninggalkan aku.

Aku tak tau seberapa besar cintaku padanya. Usiaku yang masih belasan belum mampu menerima segala cobaan perasaan. Pagi yang seharusnya indah, menjadi kelam. Aku tak ingin bangun. Aku tak ingin melihat pagi ini. Yang aku inginkan hanyalah memastikan bahwa ini hanyalah sebuah mimpi buruk yang segera berakhir. Namun ini bukan mimpi. Ini kisah nyata, akhir pengorbanan yang selalu aku lakukan untuk mempertahankannya. Akhir dari semua kesabaranku melihat sikapnya. Seharusnya aku tau, inilah jawaban dari segala curiga yang mewarnai hari-hariku selama masih bersamanya beberapa bulan terakhir.

Lagu itu masih mengalun perih. Hatiku masih tersayat, mulutku masih mencaci keadaan. Aku hanya ingin berteriak. Aku hanya ingin dia kembali dan aku akan kembali normal. Lagu itu terus mengalun, makin merobek hati namun aku ingin tetap mendengarnya, biarpun derai air mataku tak bisa berhenti. Aku hanya di sudut kamar, tertelungkup pasrah dan tak tau apa yang harus aku lakukan nanti saat aku bertemu dengannya di sekolah. Rasanya aku pun juga sudah kehilangan semangat untuk pergi ke sekolah. Tidak, setelah dia melakukan semua ini padaku.

.....

Lagu itu kembali mengalun, setelah bertahun-tahun berlalu. Kucoba mengingat apa yang telah terjadi saat itu. Aku tersenyum. Aku tak bisa mengingat apapun itu. Kalaupun aku bisa, rasanya sudah berbeda. Tak pernah aku menyangka akan seperti ini akhirnya. Tak pernah terpikirkan sebelumnya. Bahwa aku mampu berdiri tegak. Bahwa aku mampu menghadapi kerikil kecil yang pernah membuatku menangis saat masih di putih biru.

Bahwa aku bisa tertawa terbahak saat mengingat kejadian itu.

Kesulitan memang akan datang sebagai ujian. Tuhan telah menggariskan itu.
Dan yang sering dilupakan adalah, Tuhan tidak pernah memberikan kesulitan diluar kemampuan kita. Have you realized it?

Note: Kisah ini hanya FIKTIF belaka. 


0 komentar