#1Minggu1Cerita: Memilih Untuk Vaksin (Review Vaksin Sinovac by Tiket.com)

Setelah terkena covid19, saya bener-bener trauma dan takut terinfeksi lagi. Maklum ya, karena rasanya nggak enak banget kan walaupun termasuk gejala ringan. Gejala ringan aja rasanya nggak karuan, apalagi yang gejala sedang dan berat ya kan? Pasca covid, saya baru sekali ke kantor setelah 2 bulan nggak ke sana. Saya juga nggak pernah keluar rumah kecuali untuk belanja bahan baku, itu pun cuma seminggu sekali.

Saya juga jadi berubah haluan, yaitu memilih untuk divaksin, padahal dulunya saya nggak mau divaksin. Bukan apa-apa sih, saya sebenernya nungguin vaksin yang lebih meyakinkan aja hehehe. Lalu saya pun cari-cari info vaksin yang tersedia di Jogja. Tapi berhubung saya penyintas covid, jadi (katanya) baru boleh divaksin setelah 3 bulan. Ya sudah deh, sambil nunggu 3 bulan, saya tetep cari-cari info buat cadangan hehehe.



Tapi kemudian ada suatu hal yang membuat saya harus vaksin di bulan ini. Kalopun nggak bisa vaksin, bisa ke rumah sakit untuk minta surat keterangan tidak bisa vaksin. Mau nggak mau pun saya nyoba cari lokasi vaksin dulu ya kan? Karena saya baru lewat 2 bulan pasca covid, kemungkinan sih nggak bisa vaksin. Tapi nggak ada salahnya nyoba, rite?

Suami kasih info kalo tiket.com ngadain vaksin dosis 1 untuk masyarakat umum di Jogja mulai dari tanggal 1-7September 2021. Jenis vaksinnya adalah SINOVAC. Tanpa pikir panjang, saya pun memilih untuk daftar bareng sama suami dan adek saya. Kebetulan lokasi vaksin juga deket rumah, jadi ya nothing to lose aja deh kalo bisa vaksin ya, kalo engga ya tinggal ke RS minta surat keterangan dokter.

Daftarnya gampang banget, tinggal download aplikasi tiket.com, lalu beli vaksinnya di aplikasi (secara gratis). Isi data diri lalu pilih tanggal dan jam vaksin. Sudah deh. Nanti tiketnya dikirim via email dan tinggal nunggu jadwal vaksinnya datang, dan cusss ke sana.

pict source

Akhirnya tiba jadwal saya vaksin.

Saya masuk dan memarkirkan kendaraan di tempat yang udah disediakan. Agak deg-degan karena cukup rame orang-orang duduk berjejeran di luar gedung. Saya pun langsung cus masuk ke dalam tenda yang dijaga beberapa panitia, lalu menunjukkan KTP dan tiket vaksin di hp. Lalu dicek suhu dan langsung bisa masuk. Di dalam, saya diberi 1 lembar data skrining dan 1 lembar kartu vaksin yang semuanya harus diisi (ada beberapa yang dibiarkan kosong untuk diisi petugas). Di sini nggak disediakan pulpen ya, jadi harus bawa sendiri (udah dikasih tau sebelumnya di email/tiket vaksinnya bahwa harus bawa pulpen sendiri). Saat isi data skrining, harus diisi sejujur-jujurnya ya. Karena kan berhubungan dengan sesuatu yang akan diinject ke tubuh kita, serem aja gitu kalo ada efek samping yang disebabkan oleh kita yang nggak jujur dalam isi form.

Setelah selesai isi data diri, saya langsung masuk ke ruangan. Di situ, data kita diinput kemudian jika sudah sesuai akan diarahkan ke area skrining. Saat skrining juga harus jujur. Jangan bohong deh pokoknya. Tetangga-tetangga saya banyak yang bohong bilangnya nggak pernah covid padahal baru aja sembuh. Bilangnya sehat-sehat padahal punya sakit tertentu. Serem deh. Saya sih lebih sayang tubuh, kalo misal keadaan belum memungkinkan divaksin, ya sudah lebih baik nggak usah.
Saya ditanya oleh petugas apakah 2 minggu terakhir ada keluhan sakit dan punya sakit bawaan. Kalo punya sakit bawaan, kapan terakhir kumatnya. Juga ditanya apakah pernah terpapar covid dan (karena saya pernah terpapar) lanjut ditanya kapan terakhir swab positif (pertama kali terpapar). Ditanyain juga gejala-gejala saat dan pasca covid. Setelah mikir-mikir, petugas skriningnya meloloskan saya untuk vaksin. Alhamdulillah. Padahal dah bersiap kalo nggak lolos ya udah coba lagi bulan depan hehehe.

Lalu saya masuk ke area vaksin. Nggak perlu antri lama, saya langsung masuk ke bilik vaksin. Tips buat kalian yang akan vaksin, lebih baik pake baju lengan pendek aja. Buat yang berjilbab, pake lengan pendek lalu didobel jaket/cardigan supaya saat vaksin nggak ribet harus gulung-gulung baju. Proses suntik vaksinnya cepet banget dan nggak kerasa sakit sama sekali (padahal saya paling takut disuntik). Lalu diberi tahu bahwa jadwal vaksin saya selanjutnya adalah tanggal 2 Oktober 2021 dan ditulis di kartu vaksinnya.

Kelar vaksin, saya ke area pemantauan. Semua orang yang sudah vaksin harus tunggu di area ini selama 15-30 menit untuk melihat apakah ada efek/gejala setelah vaksin.Sebelum masuk ke situ, saya diberi kertas yang isinya adalah QR code untuk pendaftaran vaksin dosis dua yang wajib dilakukan. Gampang kok, tinggal scan QR code dan daftar vaksin via aplikasi seperti saat pendaftaran vaksin yang pertama. Bisa dilakukan sambil nunggu pemantauannya kelar.

Setelah 30 menit, saya keluar dari gedung dan proses vaksin dosis pertama sudah selesai. Yeay! Prosesnya cepet banget hanya sekitar 1 jam dari awal masuk sampai selesai pemantauan.



Efek setelah vaksin pertama.
15 menit setelah disuntik vaksin, lengan saya terasa sangat pegal. Kemudian lidah dan tenggorokan saya agak pahit kayak habis kemasukan obat. Setelah itu berangsur-angsur hilang dan saya sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Mungkin karena saya pakai vaksin sinovac, jadi nggak ada gejala/efek samping/KIPI. Paling cuma ngantuk-ngantuk dan gampang laper aja sih setelahnya. Hehehehe.


2 OKTOBER 2021 : VAKSIN TAHAP 2 SINOVAC
Tanggal 2 Oktober 2021 adalah jadwal vaksin kedua saya. Setelah daftar melalui aplikasi seperti sebelumnya dan dapat tiketnya lewat email, akhirnya tiba juga jadwal saya vaksin. Prosesnya sama seperti vaksin pertama, yaitu datang ke lokasi sambil menunjukkan tiket, KTP, dan kartu vaksin. Setelah itu dicek suhu, tiket dan kartu vaksinnya. Jika semua sudah memenuhi, maka kita akan dipersilakan masuk ke dalam loket input data di mana tiket akan discan QR codenya, juga diinput data identitasnya. Di sini diberikan kertas skrining yang harus diisi (isinya sih sama aja kayak skrining vaksin pertama seperti gejala-gejala yang dirasakan 14hari terakhir, lalu ada penyakit bawaan dan pernah terinfeksi covid atau tidak, etc). 

Setelah saya isi data skrining, saya langsung masuk ke loket skrining. Ada dua loket skrining, yaitu loket suster dan loket dokter. Di loket suster, saya diperiksa suhu tubuh dan tekanan darah. Lalu setelahnya masuk ke loket dokter dan ditanya-tanya terkait hal-hal yang diperlukan misalnya pernah terinfeksi covid, sedang mengonsumsi obat, dan lain sebagainya. Jika lolos skrining di loket dokter, maka akan langsung diarahkan untuk masuk loket vaksin.




Di loket vaksin, ada beberapa bilik khusus untuk yang berhijab. Jika tidak berhijab, nanti bisa vaksin di loket-loket tanpa bilik yang sudah banyak disediakan. Bilik khusus berhijab ini ditangani oleh dokter perempuan, sehingga lebih nyaman. Saat vaksin pertama, saya divaksin oleh dokter laki-laki, jadi agak kurang nyaman jika harus membuka lengan. Alhamdulillah, saat vaksin kedua, bisa dapat dokter perempuan. Meskipun saat disuntikkan rasanya heeuuuffttt. Beda banget sama suntik vaksin pertama yang nggak kerasa apapun, saat vaksin kedua justru rasanya sakit saat disuntik. But anyway, proses vaksinnya cepet banget. Dari awal dateng sampai selesai disuntikkan vaksin, prosesnya nggak nyampe 15 menit.




Kelar divaksin, saya masuk ke area pemantauan. Di sini, nggak langsung dipantau melainkan ke loket dulu untuk input data entah apa yang diinput. Lalu setelah itu diberi tahu bahwa proses vaksin sudah selesai dan jika tidak ada keluhan bisa langsung pulang. Tapi saya tetep nunggu di area pemantauan sampe 30 menit kemudian buat memastikan nggak ada keluhan.

Efek setelah vaksin kedua.
Seperti vaksin pertama, lengan rasanya pegal. Tenggorokan juga terasa agak pahit biarpun nggak sepahit saat vaksin pertama. Setelah itu sih baik-baik aja. Dan tentu aja efek setelahnya adalah ngantuk dan gampang lapar.


Alhamdulillah, finally i've got vaccinated. Lega rasanya lihat status ijo di aplikasi pedulilindungi. Next, tinggal nunggu vaksin ke tiga jika nanti sudah ready untuk umum. Gosipnya sih vaksin ke tiga itu adalah moderna. Tapi entah kapan diberikannya ya hehehe.

Walaupun sudah vaksin, protokol kesehatan tetep dipatuhi ya, karena vaksin itu tidak bisa 100% mencegah tertular virus covid. Jadi tetap tertib pakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan menjauhi kerumunan. Yuk bisa yuk supaya kita bisa segera hidup normal lagi tanpa takut tertular virus. Stay safe everyone!




0 komentar