Nostalgia Rasa Lewat Saudara

Lagi musim penerimaan mahasiswa baru, nih, kayaknya. Sepupuku (yang jaraknya 13th sama aku), lagi dag dig dug nungguin pengumuman penerimaan di Universitas yang dia impikan. Jangan tanyain nama penerimaannya, ya, karena aku nggak tau istilahnya. Kalo di jamanku dulu, sih, namanya masih UM dan SNMPTN. Ada juga PBS (jalur undangan) di UGM. Tapi, yup, that was 13 years ago (APAAH? 13tahun????). Jaman udah berubah. UM UGM entah apakah masih disebut seperti itu atau udah ganti istilah. Ya ampun, cepat banget jaman itu berlalu :') seems like yesterday, yah?

Sepupuku lagi bener-bener deg-degan karena dia pengen banget keterima di Universitas itu. Bahkan sampe curcol ke aku, padahal dia jarang banget cerita-cerita. Kebayang, sih, dia pasti nggak karuan banget. Gelisah, overthinking, dan nggak bisa tidur nungguin pengumuman besok. Persiapannya udah sangat matang, bimbel hampir tiap hari, dan dia ikut try out terus sebelum ujian. Well, girl, you will pass this tho :)

Aku juga pernah merasakannya waktu itu. Bedanya, waktu itu aku bener-bener pemalas.Sukanya bolos sekolah, nggak pernah bikin peer apalagi belajar! Badung banget! Udah gitu, waktu orangtua marah dan menuntut aku supaya bisa keterima di Universitas negeri, aku malah playing victim. Seolah-olah kayak aku udah si paling berusaha, kayak si paling tertekan, wah pokoknya drama banget, deh! Nih, ada buktinya karena dramanya aku abadikan di blog ini juga, hiks.



Nah nah nah, iya, kan? Pake bawa-bawa Tuhan yang menentukan segala, padahal aku yang malas. Tapi, yah, begitulah aku dikala remaja. Pengennya jadi orang sukses, tapi malas. Untungnya, bertahun-tahun kemudian, aku belajar banyak tentang hidup ini (tsaah, sa ae lu!). Jadinya, nggak perlu drama-drama lagi di kehidupan sekarang. Dulu, banyak-banyak ngerasa tertekan gara-gara orangtua. Padahal, kalo sekarang aku jadi orangtua, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Astagaaa, Deiraa! Parahnya!

Tapi, semua itu sudah 13 tahun berlalu. Euforia yang dulu pernah kurasakan, kini sudah bergulir ke sepupuku. Rasanya hanya bisa senyum-senyum sendiri, melihat dia khawatir dan ketar-ketir, sementara dulu sekali aku pernah merasakan hal yang sama. Permasalahan remaja yang masih di seputaran cari Universitas yang paling baik versinya. Ah, jadi kangen masa-masa itu :') Aku juga jadi ikutan excited nungguin pengumumannya, sambil terus nyemangatin dia supaya bisa lebih optimis (which I never got it when I was in that situation mehehehe). Yah, sometimes we just need people to cheer up on us when we were in a bad mood. Tapi, nggak pa-pa. Mungkin orang-orang dulu udah pada muak sama aku yang kebanyakan drama wkwkwk. Dan, sekarang, aku cuma pengen jadi sahabat remaja yang baik. Yah, itung-itung menebus kebadunganku dulu yang nggak pernah bisa nurut sama orangtua. Jadi, sekaranglah saatnya jadi cheerleader buat sepupuku supaya lebih semangat lagi. Kalo nanti gagal, yahh nggak pa-pa. Masih bisa nimba ilmu di Universitas lain. Percaya deh, walaupun awalnya berat dan nggak terima dengan keadaan, tapi lama-lama kita akan berproses untuk menerima dan memaafkan diri sendiri.

Ah, masa, sih? Yup, I've been there :)


So, semangattt, Mbak! (Yes, I call my little cousin 'Mbak' because she is the eldest in her family)
You will get through this!
And I believe, what you've done will give you the best result. If the result is not good for you now, believe me that it will be best result for you later :)

You go, girl!!

Cheers,



0 komentar