I hate you, L

Aku menulis lagi untukmu. Karena kamu kembali.

Aku sudah berhasil melupakanmu. Mencoba menyisihkan semua yang ada dalam dirimu. Semua sedihmu yang pernah aku peluk dalam, lalu sekuat tenaga kugenggam. Menawarkan sebuah penghiburan untuk kerapuhanmu. Lalu, tiba waktunya kamu pergi. Dan aku harus berjuang keras untuk bisa melepaskanmu. Hingga aku benar-benar lupa. Hingga aku bisa melihatmu tanpa harus jatuh cinta.

Namun, kamu kembali dalam wujud lama. Masih sama, masih berdiri tegak dan membuatku kembali ke masa lalu. Membawa rasa sedihmu, yang selalu membuatku tak tega untuk membiarkannya. Membuatku kembali mengingatmu, yang sudah lama sekali berhasil kulupakan. Yang, tadinya, sudah bisa kulihat dengan cara yang berbeda. Namun, kamu kembali lagi. Menawarkan sebentuk rasa yang sama seperti waktu itu. Dan, aku kalah telak. Tak sanggup melawan apa yang kamu berikan. Semua pelukmu menjadi terasa. Semua kecupmu kembali menghangat. Semuanya tidak sanggup aku lepas lagi.

Namun, kamu hanya fana. Kamu kembali hanya untuk membuatku sakit hati karena tidak pernah bisa kusimpan di sini. Jadi, untuk apa kamu datang jika hanya menggoreskan perih? Aku bahkan tak pernah memintamu untuk kembali datang, biarpun sebentar. Tapi, kamu datang menggenggam semua yang pernah ada. 

Semuanya hanya perih. Semuanya hanya terasa menyesakkan. Hingga aku harus menumpahkannya lagi, di sini. Di satu-satunya media di mana kamu bisa kulepaskan untuk bisa kembali lupa. Menyimpan kenanganmu di sini, sebagai bukti bahwa kamu pernah menyakiti. Sungguh, apakah harus begitu caramu? Mengapa harus datang jika hanya melukai? Jika rasa sedihmu bisa hilang dengan cara menyakitiku, apakah harus begini caranya?

Entah sampai kapan rasa ini akan menggangguku. Tapi, jika itu membuatmu bahagia, maka teruskan saja. Aku akan terus berusaha melepasmu, meskipun entah seberapa keras lagi harus kucoba. 


I hate you, L.






0 komentar